Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Nilai Tukar Rupiah masih Dihantui Tekanan

Tesa Oktiana Surbakti
12/3/2018 01:01
Nilai Tukar Rupiah masih Dihantui Tekanan
(ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)

PERGERAKAN nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih harus diwaspadai, terutama mendekati pertemuan Federal Open Market Comittee (FOMC) yang jatuh pada 20-21 Maret 2018. Kurs rupiah pekan depan diperkirakan berada di level 13.700-13.820 per dolar AS.

Sebelumnya dalam perdagangan Jumat (9/11) lalu, nilai tukar rupiah mengacu pada Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) ditutup pada level 13.794 per dolar AS.

"Bank Indonesia diprediksi akan terus lakukan operasi moneter untuk stabilisasi rupiah. Tapi puncak pelemahan rupiah perlu dicermati mendekati rapat Federal Open Market Committee," ujar ekonom Indef Bhima Yudhistira kepada Media Indonesia, kemarin.

Bank sentral AS, The Fed, sudah memberikan sinyal kuat adanya kebutuhan penaikan suku bunga acuan (Fed fund rate/FFR) lebih dari tiga kali sepanjang 2018. Tekanan faktor global, disebut Bhima, akan menyeret pelemahan rupiah ke level 13.900-14.000 per dolar AS. Apalagi rilis data teranyar perihal ketenagakerjaan AS yang positif bertambah 313 ribu orang membawa sentimen bagi The Fed untuk meningkatkan suku bunga acuan pada Maret ini.

Indonesia harus mewaspadai kenaikan FFR karena dapat memicu keluarnya dana asing dari Indonesia. Cadangan devisa dapat tergerus untuk mempertahankan nilai tukar rupiah merosot dalam. Posisi cadangan devisa Indonesia per akhir Februari 2018 tercatat US$128,06 miliar. Posisi tersebut mengalami penurunan sekitar US$3 miliar.

Indonesia bisa mendapat tambahan pasokan dolar AS dari penerbitan obligasi valas syariah yang dicatatkan pada awal bulan ini sebesar US$3 miliar. Amunisi untuk menambah cadangan devisa juga masih bisa diperoleh dengan masuknya dolar AS yang diperoleh dari hasil ekspor serta remitansi pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan sektor pariwisata perlu terus didorong untuk mendapatkan devisa.

Berhati-hati merespons

Gubernur BI Agus DW Martowardojo menyatakan BI senantiasa menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. BI secara konsisten dan berhati-hati me-respons dinamika pergerakan nilai tukar rupiah yang sedang berlangsung untuk memastikan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan tetap terjaga sehingga keberlangsungan pemulihan ekonomi dapat berlanjut. Respons BI ditempuh untuk mengelola dan menjaga fluktuasi (volatilitas) nilai tukar rupiah agar tetap sejalan dengan kondisi fundamental makroekonomi domestik, dengan juga memperhatikan dinamika pergerakan mata uang negara lain.

Dengan perekonomian Indonesia yang semakin terintegra-si dengan sistem keuangan global, dinamika nilai tukar saat ini merupakan dampak langsung dari kondisi ekonomi global yang terus mengalami pergeseran. Kebijakan moneter global saat ini, khususnya di AS, tengah memasuki era peningkatan suku bunga dan rezim kebijakan fiskal yang lebih ekspansif.

Meski demikian, BI meyakini dengan ketahanan saat ini, yang didukung jalinan koordinasi BI dan pemerintah yang semakin kuat, perekonomian Indonesia mampu menghadapi tantangan dari berbagai pergeseran ekonomi global itu.

(E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya