Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Sengketa Baja AS-Tiongkok Picu Oversupply ke Indonesia

Fetry Wuryasti
04/3/2018 22:12
Sengketa Baja AS-Tiongkok Picu Oversupply ke Indonesia
(AFP/China OUT)

PERNYATAAN terbaru Presiden Amerika Serikat Donald Trump memicu perang dagang dengan Tiongkok.

Dia mengatakan bermaksud untuk memasukkan 25% impor baja dan 10% untuk produk aluminium. Meskipun Tiongkok hanya menyumbang sebagian kecil impor baja AS, ekspansi industri masif telah membantu menghasilkan kekenyangan global baja yang telah menurunkan harga.

Trump percaya tarif akan melindungi pekerjaan Amerika. Namun banyak ekonom mengatakan dampak kenaikan harga bagi pengguna baja dan aluminium, seperti industri otomotif dan minyak, akan menghancurkan lebih banyak pekerjaan daripada pembatasan impor.

Ekonom Faisal Basri mengatakan, President Trump memang ingin menghidupkan kembali pabrik baja domestiknya. Tentu di satu sisi ini akan merugikan konsumen AS, yang selama ini mendapatkan baja impor dari Tiongkok dengan harga yang lebih murah, dibandingkan produk dalam negeri.

Di sisi lain, produk-produk yang tidak bisa masuk ke AS kemungkinan besar akan masuk ke Indonesia. Oleh karena itu dia mengingatkan agar pemerintah juga berhati-hati dalam membiarkan produk-produk impor yang masuk. Sebab, pasokan impor dalam skala besar tersebut bisa semakin menekan industri baja dalam negeri.

"Di satu sisi industri pengguna baja di Indonesia akan senang seperti sektor konstruksi. Tapi produsen seperti Krakatau Steel bisa makin rugi. Bukan anti China, tapi selain baja, bisa dilihat pabrik semen China terus menggerus pangsa pasar semen di Indonesia," ungkap Faisal.

Ia menambahkan, seharusnya pemberian izin makin diperketat. Di Tiongkok ada kelebihan kapasitas 1 miliar ton, dan kemudian membawa pabrik yang sudah tidak layak ke Indonesia. "Sebab di Indonesia bupati gampang memberi izin," tukas Faisal di Jakarta, Minggu (4/3). (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno
Berita Lainnya