Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Penurunan Indeks Jadi Ujian Investor Lokal

Fetry Wuryasti [email protected]
07/2/2018 06:02
Penurunan Indeks Jadi Ujian  Investor Lokal
(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

PERGERAKAN indeks harga saham gabung­an (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melemah cukup tajam dalam dua hari perdagangan terakhir menjadi ujian bagi investor lokal. Koreksi IHSG yang terjadi saat ini disebabkan terpengaruh oleh penurunan tajam di bursa Amerika Serikat yang juga menggoyang bursa regional. Dari dalam negeri, tidak ada sentimen negatif yang membuat indeks tertekan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tren positif, tingkat inflasi terendah dalam satu dekade terakhir, dan suku bunga tergolong rendah. Dengan demikian, bursa Indonesia memiliki kesempatan untuk rebound lebih cepat apabila investor lokal bertahan.

Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan posisi pasar modal Indonesia di dunia menempati urutan ketiga berdasarkan pertumbuhannya, sebesar 20%. Dia melihat selain Indonesia, hampir seluruh pasar global mengalami aksi jual karena sentimen ketidakpastian ekonomi AS di masa depan. Meski demikian, penurunan pasar modal Indonesia paling tipis di antara pasar modal dunia. (lihat grafis) “Patokan pertumbuhan saham itu berdasarkan ekonomi dan emiten, ditambah persepsi. Saat ini ekonomi dunia dan emiten tumbuh bagus. (Faktor) Persepsi ini yang menjadi pertanyaan,” ujarnya.

Diangkatnya Jerome Powell sebagai pemimpin The Fed, kata Tito, membuat kekhawatiran inflasi di AS akan naik. Padahal, dia seorang yang dovish, yang menganut bunga rendah. Namun, investor menilai Powell akan menaikkan suku bunga lebih cepat daripada perkiraan.
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan melihat terkoreksinya berbagai indeks saham Dow Jones disebabkan harganya yang sudah terlalu tinggi. Namun, penurunan DJIA sebesar 4% dianggap wajar karena pertumbuhannya selama setahun sudah 30%.
“Penurunan indeks yang dalam ini sulit juga hanya faktor kenaikan yield yang menjadi penyebab. Sejauh ini indikator domestik masih aman,” ujarnya kala ditemui di Gedung BEI, Jakarta

Perlu menjadi catatan, kata dia, bursa AS yang turun 4% dan IHSG yang turun mendekati 2% sama-sama diakibatkan kenaikan harga yang sudah terlalu tinggi. Ia menilai pelemahan indeks maksimal akan berada di level 6,300. Saat ini IHSG berada di level 6.478 atau terkoreksi 150 poin dalam dua hari terakhir.

Umumkan kinerja
Untuk mengembalikan keyakinan kepada investor, Tito meminta emiten segera merilis laporan keuangan 2017. Hal tersebut diperlukan karena sembilan emiten yang telah merilis laporan kinerja menunjukkan pertumbuhan sebesar 22%.
“Jika hasil perusahaan 2017 bagus, ekonomi Indonesia bagus. Semua persepsi hanya sesaat,” tandas Tito. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya