Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Pemerintah Tingkatkan Ekspor

Andhika Prasetyo
01/2/2018 07:16
Pemerintah Tingkatkan Ekspor
(MI/Susanto)

KEMENTERIAN Perdagangan bergerak cepat untuk meningkatkan nilai ekspor Indonesia seperti arahan Presiden Joko Widodo. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pihaknya akan menutup atau merelokasi kantor-kantor Atase Perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) yang dianggap tidak produktif. Sepanjang 2017, sebut Enggar, relokasi ITPC dilakukan di Kopenhagen dan Lyon yang kemudian dipindah ke Hanoi dan Instanbul. Kemendag juga membuka satu kantor ITPC baru di Shanghai dan tengah mengusulkan pembukaan di Karachi, Pakistan, serta Bangladesh.

"Kita evaluasi kembali negara-negara yang sudah ada ITPC dan belum. Kita lihat dari sisi perdagangan, jumlah penduduk, kalau tidak memberi dampak ya ditutup. Sayang-sayang biaya keluar di sana," tegasnya. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyoroti kinerja ekspor Indonesia yang terus berada di bawah negara ASEAN lainnya. Thailand, misalnya, tahun lalu eskpornya mencapai US$231 miliar, Malaysia US$184 miliar, dan Vietnam US$160 miliar. "Bertahun-tahun kita miliki ITPC apa yang dilakukan? Apa mau kita terus-teruskan? Kalau saya enggak. Saya liat enggak ada manfaat, ya tutup," ujar Jokowi.

Enggar menjelaskan bahwa nilai ekspor 2017 sebesar US$168,7 miliar atau naik 19,8% dari tahun sebelumnya merupakan capaian yang tertinggi. Namun, hal itu masih bisa dioptimalkan. "Kita lihat apa yang menjadi kendala dan apa yang harus ditingkatkan," ujarnya.
Menurutnya, salah satu hal yang menghambat kinerja ekspor pada 2017 ialah nihilnya perjanjian dagang antara Indonesia dan pasar-pasar baru dalam kurun delapan tahun terakhir. "Baru tahun lalu dengam Cile. Semua perjanjian dagang kita berlarut-larut. Ini yang menjadi persoalan dan harus segera selesai. Ini menjadi pesan utama Pak Presiden," papar Enggar. Satu hal lainnya yang diungkapkan Enggar, dalam perdagangan, transaksi tidak bisa berjalan satu arah saja. Jika ingin menggenjot kinerja ekspor, Indonesia tidak bisa menutup diri dari masuknya produk-produk luar ke dalam negeri. Terkait target nilai ekspor, ia mengatakan masih akan dibahas dan diputuskan pada akhir Rapat Kerja yang berlangsung selama dua hari ke depan.

Nilai Tambah
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan keinginan pemerintah meningkatkan nilai ekspor perlu dibarengi dengan meningkatkan nilai tambah komoditas ekspor. Caranya dengan memperbesar industri hilir. "Tidak ada jalan pintas, kita harus kembali mendorong sektor manufaktur atau hilirisasi industri,"ujar Bhima kepada Media Indonesia. Salah satu faktor penyebab rendahnya nilai ekspor karena ekspor kita masih didominasi barang mentah dan olahan dasar sehingga nilai tambahnya kecil. Kondisi itu juga yang menyebabkan ekspor sangat sensitif terhadap pergerakan harga komoditas. Bhima menyarankan agar pemerintah menambah stimulus supaya hilirisasi industri tumbuh dan mampu meningkatkan nilai tambah barang ekspor.
(Nur/Cah/E-1).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya