Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
KEBUTUHAN beras masyarakat di sejumlah daerah dalam dua pekan terakhir ini terkendala oleh kurangnya persediaan sehingga memicu kenaikan harga. Di sisi lain, petani belum memasuki masa panen raya.
Demikian rangkuman pendapat yang dijaring Media Indonesia dari para pedagang dan pemangku kepentingan di beberapa daerah dalam kesempatan terpisah, kemarin.
"Barangnya nggak ada, Mas. Kami juga nggak punya stok karena belum panen. Harga beras di Pasar Margorejo dan pasar-pasar lain sudah naik, dari Rp9.500 menjadi Rp10.000 lalu Rp11.300 dan sekarang Rp11.500 per kilogram," keluh Warsini, pedagang beras di Pasar Margorejo, Metro Selatan, Provinsi Lampung.
Di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Wakil Wali Kota Muhamad Yusuf mengakui petani belum memasuki masa panen. "Itu satu faktor yang mendorong naiknya harga beras sekitar Rp1.000-Rp2.000 per kg. Permintaan beras tinggi, sementara harga tidak turun, yaitu Rp12.500-Rp13.000 untuk kualitas I, kualitas II Rp11 ribu, dan kualitas III Rp10 ribu per kg."
Tidak berbeda dengan di pasar-pasar di Kota Bandung. Di Pasar Cibogo, harga beras medium yang biasanya Rp9.500 per kg, kini merangkak naik menjadi Rp11 ribu. Di Pasar Sederhana, harga beras premium rata-rata Rp14 ribu per kg.
Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Ineu Purwadewi Sundari, berharap panen raya pada akhir bulan ini dapat menekan harga beras yang terus naik tersebut. "Itu solusinya."
Ketua Perhimpunan Pengusaha Penggilingan Padi (Perpadi) Tabanan, Bali, Ketut Sukarta menilai kenaikan harga beras akhir-akhir ini dipengaruhi pula oleh hukum pasar.
"Ketika produksi tidak sesuai kebutuhan, harga naik. Panen di Bali ini tidak banyak, lalu kiriman dari daerah lain juga kurang."
Ketua Perpadi Gunungkidul, DI Yog-yakarta, Sukaryadi, turut mengawal operasi pasar yang digelar serentak di Pasar Argosari dan Ponjong. "Di kedua pasar itu kami melepas sekitar 10 ton beras yang dijual Rp9.350 per kg. Padahal sebelumnya harga beras di sini Rp8.700. Eh, kini beras premium sudah Rp12.800-Rp13.000 per kg."
Di Jabar, untuk meredam naiknya harga di seluruh pasar tradisional di Subang, Bulog setempat pun menggelontorkan 12 ribu ton beras dalam operasi pasar selama Januari ini.
"Harga beras medium Rp11 ribu dari sebelumnya Rp8.500 per kg. Ini sudah berat. Kami menggelar operasi pasar di delapan titik," kata Kepala Bulog Subang Agus Suprianto.
Di Palembang, Sumsel, berlangsung pula operasi pasar serupa. Menurut Kepala Dinas Perdagangan Kota Palembang, Handayani, pasokan beras medium di kota itu kian berkurang akhir-akhir ini.
Oleh karena itu, Bulog Divre Sumsel mendatangkan beras dari daerah lain agar stok beras di Palembang dan sekitarnya tetap aman. "Kini, stok kami aman untuk tiga bulan ke depan. Akan tetapi, karena belum masuk masa panen, harga jual masih tinggi. Kami mendatangkan beras dari daerah lain," ujar Kepala Bulog Divre Sumsel Bakhtiar AS.
Kendati di sejumlah daerah harga beras mengalami kenaikan, Tim Satgas Pangan yang dikomandani Irjen Setyo Wasisto belum menemukan kejanggalan. "Kami memantau rantai distribusi, apakah ada penyimpangan atau tidak."(Mal/AD/BY/RS/AU/RZ/DW/PO/JI/BB/RF/LD/BN/HS/X-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved