Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
MELONJAKNYA harga beras, terutama jenis medium, memunculkan wacana dibukanya keran impor untuk komoditas tersebut.
Namun, kebijakan itu diharapkan sebagai langkah terakhir jika tak ada solusi.
Menurut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, stok beras saat ini sudah cukup, terlebih sudah memasuki masa panen puncak.
"Oktober kita sudah mulai tanam. Umur padi itu 3 bulan. Di Januari ini sampai April kita akan panen puncak," ujarnya di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, kemarin.
Menurut Amran, dalam dua tahun terakhir Indonesia telah terbebas dari kebijakan importasi beras.
Diharapkan, pada tahun ini kebijakan serupa juga dapat diterapkan.
"Tahun ini pemerintah akan memberikan yang terbaik untuk rakyat Indonesia," tuturnya.
Berdasarkan data Kementan, pada Januari produksi diramalkan mencapai 4,5 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara 2,8 juta ton beras dengan angka konsumsi per bulan hanya 2,5 juta ton.
Artinya ada surplus sebanyak 329 ribu ton.
Pada Febuari dan Maret produksi diprediksi semakin besar hingga 8,6 juta ton GKG dan 11,9 juta ton GKG.
Oleh karena itu, dia mengaku heran mengapa harga komoditas pangan utama itu melonjak tajam, terutama untuk jenis medium.
"Padahal stoknya cukup," ujarnya.
Untuk diketahui, di beberapa titik, harga beras medium bisa mencapai Rp11.000 per kg, jauh dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah Rp9.450 per kg.
Kementan bersama Kementerian Perdagangan dan Badan Urusan Logistik (Bulog) mulai Senin (8/1) lalu gencar menggelar operasi pasar untuk menstabilkan harga beras.
"Sejauh ini dampak operasi pasar beras belum terlihat signifikan. Namun, sudah memberikan efek kepada masyarakat bahwa beras medium ada di pasaran," kata Kepala Bulog Subdivre Malang, Dian Paramita, kepada Media Indonesia, Rabu (10/1).
Operasi pasar beras dilakukan di Sumatra Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bangka Belitung, dan Nusa Tenggara Timur.
Bulog setiap daerah menggandeng mitra dan distributor untuk mengadakan operasi pasar dengan menggelontorkan beras medium.
Namun, tidak di semua daerah perlu ada operasi pasar lantaran kondisinya berbeda-beda.
Di Nusa Tenggara Timur, misalnya, harga beras medium di Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur, dan Manggarai Barat masih normal karena didukung hasil panen petani pada Desember 2017.
"Sehingga masih banyak stok dan harganya juga masih wajar," ujar Ansar Leki Mali, Kepala Perum Bulog Labuanbajo.
Menurut Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Thohir, pemerintah sebaiknya tidak terburu-buru impor beras.
Pasalnya, jika importasi dilakukan, ia khawatir harga beras akan anjlok.
Ia mengatakan melonjaknya harga beras medium saat ini tidak terlepas dari tingginya harga gabah di tingkat petani yang mencapai Rp5.500 per kg.
Dengan harga setinggi itu, pihak penggilingan atau pedagang merasa kesulitan untuk membeli.
Apalagi mereka harus dipaksa menjual harga beras di angka Rp9.500 per kg sesuai harga eceran tertinggi.
Kondisi itu, kata dia, yang menyebabkan pasokan beras medium berkurang di pasaran sehingga pemerintah harus gelontorkan jenis beras tersebut. (UL/PO/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved