Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Adaro-EGAT Eratkan Kerja Sama Investasi

Usman Kansong Laporan dari Bangkok,Thailand
19/12/2017 04:01
Adaro-EGAT Eratkan Kerja Sama Investasi
(DOK ADARO)

ADARO Energy dan Electricity Gene-rating Authority Thailand (EGAT) berkomitmen meningkatkan kerja sama investasi dan bisnis di bidang energi.

Komitmen itu disampaikan kedua belah pihak dalam kunjungan Presiden Direktur Adaro Energy Boy Thohir dan sejumlah pemimpin media dari Indonesia ke kantor pusat EGAT di Bangkok, Thailand, kemarin.

Adaro sejak 10 tahun lalu memasok batu bara ke EGAT.

"Kita ekspor batu bara sekitar 2 juta ton per tahun atau 2% dari total kebutuhan EGAT. Nilainya sekitar US$60 juta per tahun," kata Boy Thohir.

Adaro memiliki lebih dari 13,5 miliar ton sumber batu bara dan 1,2 miliar ton cadangan batu bara.

Adaro memiliki sumber dan cadangan batu bara tersebut di Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, serta Kalimantan Timur.

Di sisi lain, EGAT membeli 11,5% saham Adaro Indonesia, anak perusahaan Adaro Energy di Kalimantan Selatan.

"Pada 2016 EGAT membeli 11,5% saham Adaro Indonesia senilai sekitar US$320 juta dan setahun kemudian EGAT mendapat dividen," tambah Boy.

Kepala Departemen Peren-canaan Bisnis Grup EGAT Nuttapong Padungratana mengatakan kerja sama bisnis saling menguntungkan akan dilakukan kedua belah pihak.

"EGAT menjajaki investasi di Indonesia melalui Adaro dan Adaro bisa berinvestasi di Thailand," kata Nuttapong.

EGAT ialah badan usaha milik negara yang fokus pada pembangkit listrik di Thailand.

Untuk distribusi dise-rahkan kepada perusahaan-perusahaan daerah.

EGAT menggunakan energi gabung-an (mixed energy) untuk pembangkitnya.

Sumber batu bara

Perusahaan ini menjadikan batu bara impor sebagai sumber untuk pembangkitnya sebesar 9% atau 12,101 gigawatt hour (Gwh).

Kebutuhan sebesar itu menjadikan batu bara impor sebagai sumber ketiga terbesar untuk pembangkit EGAT setelah gas alam (80,114 Gwh atau 60%) dan batu bara muda (18,1113 Gwh atau 14%).

Sumber energi selebihnya untuk pembangkit EGAT berasal dari energi baru terbarukan, tenaga hidro, minyak bumi, dan diesel.

Di masa depan, EGAT bahkan mempertimbangkan nuklir sebagai sumber energi listrik di Thailand.

Data tersebut memperlihatkan EGAT menjadikan batu bara sebagai salah satu sumber utama untuk pembangkitnya.

"Harga batu bara relatif murah sehingga kami tetap menggunakan batu bara untuk pembangkit kami," kata Presiden EGAT Internasional Watchara Hemruchatanun.

Boy Thohir berkeyakinan bisnis batu bara tetap prospektif.

"Harga batu bara yang relatif murah menjadikan bisnis batu bara tetap menjanjikan. Di masa depan berkembang mobil listrik yang memerlukan sumber listrik dari pembangkit dan pembangkit membutuhkan batu bara," tegasnya.

Penegasan itu sejalan dengan apa yang disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.

Saat mengikuti One Planet Summit di Paris, Prancis, beberapa waktu lalu, Jonan menyatakan Indonesia tetap akan menggunakan batu bara sebagai salah satu sumber energi pembangkit listrik karena komoditas itu merupakan salah satu kearifan lokal.

Menurut Jonan, Indonesia sebagai salah satu produsen batu bara terbesar dunia akan memakai komoditas itu untuk pembangkit listrik, selain energi baru terbarukan (EBT).

"Kita mendorong energi baru dan terbarukan sampai 23%, tapi kita tetap pakai batu bara juga," ujarnya, kala itu.

(E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya