Tata Kelola dan Hubungan Investor BTN Raih Pengakuan di Asia

PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk meraih The Asset Corporate Awards untuk kategori gold award-excellence in corporate governance and investor relations.

Penghargaan tersebut diberikan The Asset pekan lalu di Hong Kong kepada perusahaan yang memiliki tata kelola perusahaan dan hubungan investor terbaik di Asia.

"Penghargaan ini merupakan salah satu bukti bahwa Bank BTN telah berjalan pada koridor yang tepat untuk melangkah ke proses transformasi selanjutnya yakni menjadi bank dengan layanan kelas dunia," kata Direktur Utama Bank BTN Maryono seusai menerima penghargaan tersebut pekan lalu di Hong Kong melalui siaran pers yang diterima, kemarin.

Penghargaan itu merupakan pengakuan dari lembaga keuangan internasional terhadap pencapaian Bank BTN, baik dari sisi kinerja keuangan maupun tata kelola perusahaan, serta peningkatan dari pencapaian yang diraih pada event yang sama tahun sebelumnya.

Tak hanya itu, menurut Maryono, kinerja perseroan yang baik juga tecermin dari peningkatan harga saham BBTN yang telah meningkat 98% (ytd), dari harga Rp1.740 pada 31 Desember 2016 menjadi Rp3.450 pada penutupan 11 Desember 2017.

Sebagaimana diketahui, 70% dari pemegang saham publik BBTN merupakan investor asing yang memiliki prospek investasi jangka panjang.

"Award ini akan menambah semangat kami untuk bekerja lebih baik ke depan. Apalagi saham BBTN juga telah diapresiasi masuk ke kelompok saham unggulan dalam MSCI. Kami terpacu untuk bagaimana ke depan Bank BTN dapat membawa prestasi lebih unggul tidak saja di dalam negeri, tetapi juga di kancah internasional," tambah Maryono.

Sebelumnya, Bank BTN juga meraih prestasi di Asia Tenggara dalam ajang ASEAN Risk Award. Bank BTN mendapatkan penghargaan Government Risk and Compliance Award sebagai perusahaan yang melakukan manajemen risiko dan kepatuhan terhadap peraturan pemerintah dengan baik se-Asia Tenggara.

"Penghargaan tersebut membuktikan bahwa dengan pertumbuhan bisnis yang kuat didukung penerapan manajemen risiko, kepatuhan, dan audit yang berkualitas," kata Maryono.