Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

PT BA Optimalkan Batu Bara

Fetry Wuryasti
09/12/2017 08:17
PT BA Optimalkan Batu Bara
(ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

PT Bukit Asam Tbk menandatangani head of agreement penghiliran batubara dengan PT Pertamina (persero), PT Pupuk Indonesia (persero), dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Keempat perusahaan itu akan membuat joint venture atau perusahaan patungan untuk meningkatkan nilai dari pengolahan batu bara menjadi gas serta menjaga kestabilan harga gas yang akan dikonsumsi. Penandatanganan tersebut dilakukan Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arviyan Arifin, Perwakilan PT Pertamina (persero), Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (persero) Aas Asikin Idat, dan Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Erwin Ciputra.

Melalui penandatanganan ini, batubara dari PT Bukit Asam Tbk akan diubah melalui teknologi gasifikasi, yang memungkinkan mengonversi batu bara muda menjadi syngas, sebagai bahan baku untuk diproses lebih lanjut menjadi dimethyl ether (DME) sebagai bahan bakar, urea sebagai pupuk, dan polypropylene sebagai bahan baku plastik. Setelah penandatanganan perjanjian, empat perusahaan akan mempersiapkan pelaksanaan Bankable-Feasibility Study, amdal, dan persiapan pendanaan untuk selanjutnya melakukan proses pengadaan engineering procurement construction (EPC).

Pabrik pengolahan gasifikasi batubara akan dibangun pada Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) dan berada di mulut tambang batubara Tanjung Enim, Sumatra Selatan, berdekatan dengan Pabrik Pupuk Indonesia Pusri. BACBIE juga akan berada di satu lokasi yang sama dengan PLTU Mulut Tambang Sumsel 8. Pembangunan pabrik pengolahan gasifikasi batubara direncanakan mulai beroperasi pada November 2022. Diharapkan, produksi dapat memenuhi kebutuhan pasar sebesar 500 ribu ton urea, 400 ribu ton DME, dan 450 ribu ton polypropylene per tahun.

Dengan target pemenuhan kebutuhan sebesar itu, diperkirakan kebutuhan batu bara sebagai bahan baku sebesar 9 juta ton per tahun, termasuk untuk mendukung kebutuhan batubara bagi pembangkit listrik. Dirut Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat mengatakan manfaat sinergi strategis ini bagi mereka sangat penting. Selama ini gasifikasi dari batu bara menuju gas merupakan tantangan bagi perusahaan. Mereka harus membelinya dengan harga yang lebih tinggi. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya