Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
TIDAK dapat dimungkiri di zaman sekarang masyarakat semakin sulit memenuhi kebutuhan pokok ketiga, yaitu papan.
Guna mengatasi persoalan tersebut, pemerintah tengah mengupayakan beberapa perbaikan di level kebijakan.
Salah satu perbaikan itu, yakni pemerintah ingin mengontrol harga tanah.
Untuk hal tersebut, pemerintah menyiapkan bank tanah (land bank) yang direncanakan beroperasi mulai tahun depan.
Nanti bank tanah mengelola tanah-tanah telantar yang ada di Indonesia.
"Kami juga akan melakukan zona nilai tanah di beberapa wilayah supaya harganya tidak selangit. Pun ke depan kita harus combine
Keinginan pemerintah untuk mengontrol harga tanah bukan tanpa alasan. Harga tanah sekarang senantiasa naik berlipat ganda, sedangkan penaikan gaji sangat lambat.
"Kalau ini terus dibiarkan, generasi milenial tidak akan mampu membeli rumah," ucapnya.
Kendati begitu, Indonesia bukan satu-satunya negara dengan generasi milenial yang terancam tidak memiliki rumah.
Tiongkok juga mengalami hal serupa, bahkan dengan sebab yang hampir sama.
Chairman Lippo Group Mochtar Riadi punya gagasan lain.
Ia menyarankan
para pengembang membangun hunian dengan konsep kota baru.
"Jadi bukan hanya membangun rumah, melainkan kota," ucap Mochtar.
Kota baru
Ia meyakini dengan konsep kota baru seluruh kalangan diberikan kesempatan untuk memiliki hunian.
Tentunya, bagi golongan ekonomi menengah ke bawah dapat memiliki hunian dengan harga relatif terjangkau alias murah.
Dengan kata lain, kekhawatiran generasi milenial akan sulit memiliki rumah hunian di masa depan dapat lenyap.
Demikian pula para pengembang yang membangun kota berarti turut berkontribusi menyelesaikan persoalan tersebut.
Di sisi lain, Co-founder Indonesia Economic Forum Sachin Gopalan menegaskan agar baik pemerintah maupun pelaku bisnis di sektor properti tidak terjebak pada tren dan peluang yang ada saat ini.
Alih-alih dapat meningkatkan prospek bisnis properti yang sedang dijalankan, kemungkinan pengambilan keputusan yang tidak fokus pada akhirnya dapat memengaruhi bisnis secara keseluruhan, termasuk kebutuhan modal, arus kas, dan profitabilitas.
"Bukan itu saja. Pergeseran demografis boleh jadi berdampak besar pada sektor properti di masa depan. Hal ini juga patut diantisipasi," tukasnya.
Founder Indonesia Economic Forum Shoeb Kagda menambahkan, pergeseran demografis dapat berupa urbanisasi yang cepat, cluster living, pertambahan masyarakat kelas menengah, dan bangkitnya industri baru.
Semua itu akan membentuk industri properti dalam beberapa dekade ke depan dan berkontribusi pada percepatan pertumbuhan yang luar biasa.
Kecenderungan tersebut ditambah faktor teknologi sehingga akan menempatkan Indonesia sebagai pusat utama inovasi dan gagasan baru dalam sektor properti.
Sachin menilai pembangunan dan investasi infrastruktur yang dikembangkan pemerintah bakal berdampak positif dan mendorong geliat sektor properti.
Dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, peluang industri properti akan terus berkembang dan berubah.
(S-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved