Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Raih Peluang Bonus Demografi

Cahya Mulyana
27/11/2017 09:38
Raih Peluang Bonus Demografi
(MI/Susanto)

LEMBAGA pemeringkat internasional Fitch Group melihat prospek ekonomi negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) cukup cerah di tahun-tahun mendatang. Hal itu didukung integrasi regional yang lebih besar, konektivitas transportasi yang lebih baik, dan momentum reformasi berkelanjutan.

Laporan yang dilansir BMI Research yang merupakan unit Fitch Group itu juga memandang positif terhadap prospek pertumbuhan Indonesia, karena populasi kaum mudanya yang besar. “Dan negara ini akan menjadi salah satu penerima proyek terbesar di bawah inisiatif dan jalan di ASEAN,” kata laporan tersebut seperti dilansir Chinadaily yang dikutip Antara, Jumat (24/11).

Laporan itu menyebut kemit-raan ekonomi komprehensif regional (RCEP) dan Inisiatif Satu Sabuk dan Satu Jalan Tiongkok sebagai dua faktor kunci, selain dari komunitas ekonomi ASEAN yang akan membawa kawasan ini lebih dekat dan memicu pertumbuhan di tahun-tahun mendatang.

Untuk diketahui, Sabuk Ekonomi Jalur Sutra dan Jalur Sutra Maritim Abad ke-21, atau lebih dikenal sebagai Inisiatif Satu Sabuk dan Satu Jalan adalah suatu strategi pembangunan yang diusulkan pemimpin tertinggi Tiongkok Xi Jinping. Strategi tersebut berfokus pada konektivitas dan kerja sama antara negara-negara Eurasia (Eropa dan Asia), termasuk ASEAN.

Perbaiki pendidikan
Saat dimintai tanggapannya tentang laporan lembaga riset yang berbasis di New York dan London ini, pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira mengatakan pemerintah memang perlu menyiapkan bonus demografi ini dengan serius supaya mendatangkan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Sebab, kata dia, bonus usia produktif tidak otomatis baik, tapi bisa juga menjadi momok bagi pertumbuhan ekonomi jika dibiarkan sia-sia menjadi barisan penganggur.

“Kontribusi jumlah usia produktif terhadap ekonomi tentu linear. Semakin besar usia produktif penduduk suatu negara, ekonomi bisa tumbuh tinggi bahkan di atas 7%. Sekarang memang belum terlihat karena lapangan kerja di Indonesia masih terbatas,” terangnya, kemarin.

Oleh karena itu, Bhima menyrankan pemerintah perlu menyiapkan lapangan kerja bagi kaum muda. Selain itu juga memperbaiki kualitas pendidikan yang masih ter-tinggal dari negara di kawasan ASEAN. “Untuk mempersiapkan bonus demografi, terlebih di era digital, perlu peningkatan kapasitas pendidikan.” ujarnya.

Bhima mengatakan, kurikulum sekolah terutama vokasi perlu mencantumkan pelajaran tentang ekonomi digital, IT development, dan lainnya. Hal ini untuk mendorong lulusan sekolah kejuruan dan perguruan tinggi terserap di pasar kerja.

“Bonus demografi akan berguna jika disertai dengan kualitas SDM yang baik. Jika tidak, akan menjadi beban demografis. Sayangnya, kualitas SDM Indonesia memang masih rendah,” timpal Kepala Bidang Ekonomi, Center of Strategic and International Studies (CSIS), Yose Rizal Damuri. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya