Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Sistem Ekonomi Islam Tahan Krisis

Siswantini Suryandari
09/11/2017 17:08
Sistem Ekonomi Islam Tahan Krisis
(ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

SISTEM ekonomi Islam ialah sistem ekonomi yang tahan krisis. Oleh sebab itu model perekonomian Islam bisa dilaksanalam di Indonesia yang merupakan negara dengan umat muslim terbesar di dunia.

Penegasan itu disampaikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membuka Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF) ke-4 yang diselenggarakan di Surabaya, Kamis (9/11).

Wapres mencontohkan sistem ekonomi Islam tahan terhadap krisis karena tidak berspekulasi, tidak menjual ke depan dan tidak mencari bunga.

"Ya apa adanya. Perbankan syariah di Malaysia marketnya sudah 22%. Di Indonesia masih 5%. Tidak apa-apa yang penting terus dikembangkan perekonomian syariah yang memiliki manfaat lebih banyak kepada masyarakat," harap Jusuf Kalla.

Wapres berharap dalam pengembangan sistem syariah di sektor ekonomi harus benar-benar dan sungguh-sungguh.

"Ini potensinya besar. Jadi syariah di Indonesia harus maju dengan
benar," tegasnya.

Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia Agus D W Martowardojo dalam sambutannya mengatakan tren industri halal global pada tahun ini sudah mencapai US$3,6 triliun dan diprediksi pada 2021 mencapai US$6,3 triliun.

"Ini yang memicu banyak negara ingin menjadi pemain di industri halal ini. Bahkan negara-negara dengan penduduk muslim minoritas seperti Inggris, Jepang, Tiongkok, Australia telah masuk dalam pasar halal ini," jelas Agus.

Dia berharap Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, bisa menjadi negara yang mampu mengembangkan perekonomian syariah terbesar di dunia.

Agus menambahkan pada 2014 saat Islamic Sharia Economic Festival yang pertama, atas jasa almarhum Hasyim Muzadi, ada 17 pondok pesantren bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk pemberdayaan ekonomi syariah. Produk-produk pondok pesantren kini sudah diproduksi dan dijual ke pasar.

"Kekuatan ekonomi syariah ini sifatnya inklusif. Masyarakat ikut terlibat di dalamnya," tambahnya.

Dalam pembukaan ISEF 2017 ini hadir pula Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kepala Bappenas Bambang Brojonegoro dan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo.

Soekarwo dalam sambutannya mengatakan bahwa selama empat kali penyelenggaraan ISEF di Surabaya.

"Ada puluhan ribu pondok pesantren di Jatim dengan jutaan santri. Ini potensi besar. Saat ini pesantren-pesantren sudah mulai mengembangkan bisnis syariah dengan BMT (Baitul Mal Wa Tammil) melalui koperasi tanpa adanya bunga," ujarnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya