Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
INDEKS harga saham gabungan (IHSG) berhasil menembus level 6.000 dan perdagangan ditutup pada level 6.0025,43, dari penutupan sebelumnya 5.961,747 atau meningkat 73 poin atau sebesar 1,23%.
Direktur Utama Bursa efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan tercapainya level ini menunjukkan kepercayaan masyarakat ke stabilitasi ekonomi dan politik Indonesia.
"Ini menunjukkan satu kepercayaan angka statistik mengenai besarnya cadangan devisa, stabilnya rupiah 0,04% setahun, serta inflasi yang terjaga, GDP per capita US $ 3.700. Hari ini pasar modal membuktikan bahwa angka kepercayaan terhadap pemerintah saat ini ada," ujar Tito saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (25/10).
Kuartal III-2017, kata Tito, emiten menunjukkan performa yang baik dan menandakan revenue yang tidak turun. Untuk itu, lanjut dia, bursa berterima kasih kepada anggota bursa, juga regulator yang menjaga keamanan ekonomi, politik negara serta stake holde yang memegang kepercayaan.
"Angka 6.000 ini memberikan tanggung jawab yang tidak pernah selesai. Menariknya dari ke 5.900 dari 5.000, memakan waktu rata-rata 19,7 hari kenaikannya. Tapi dari 5.900 ke 6.000, memakan waktu hampir 3,5 bulan. Ini mudah-mudahan menjadi angka psikologis," tuturnya.
Menurut Tito yang menarik dalam rekor indeks saat ini ialah peningkatan kontrobusi terbesar berasal dari investor ritel pada 2 tahun belakangan ini.
"Tolong laporkan ke Presiden karena beliau pernah tanya kapan IHSG bisa sampai 6.000. (Indeks) 6.000 ini terjadi karena domestok market dua tahun terkahir berkontribusi lebih dari 30% karena domestik. Tabungan, deposito dan dana bank naik. Tandanya orang sudah melihat investasi," tukas Tito. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved