Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan memantau kemungkinan pergantian pimpinan bank sentral AS, The Federal Reserve, yang dapat berdampak pada perkembangan sektor keuangan dan perekonomian global secara keseluruhan. “Tentunya kita akan melihat siapa yang akan terpilih dan bagaimana arah kebijakannya,” kata Sri Mulyani saat ditemui di Gedung Dhanapala, Jakarta, Selasa (24/10).
Sri mengatakan pergantian pimpinan The Fed tersebut bisa memengaruhi kondisi perekonomian global meski kebijakan moneter yang diambil akan bergantung pada data perekonomian AS terbaru, terutama data pergerakan harga dan tingkat pengangguran. “Pada dasarnya pergerakan di sektor riil AS apakah dari sisi unemployment atau dari sisi inflasi harga-harga akan sangat menentukan posisi dari kebijakan The Fed. Selama ini The Fed mengatakan bahwa kebijakan mereka akan sangat bergantung pada data,” ujarnya. Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa minggu terakhir yang cenderung melemah terjadi karena pelaku pasar keuangan mengantisipasi dinamika perekonomian global, seperti kemungkinan kenaikan suku bunga acuan The Fed (Fed fund rate) pada Desember 2017 dan suksesi ketua The Fed pada Februari 2018.
Untuk diketahui, Presiden AS Donald Trump kini tengah menimbang siapa yang akan memimpin Federal Reserve. Menurut CNBC, sejauh ini ada 3-5 kandidat, termasuk Ketua The Fed saat ini Janet Yellen, yang masa jabatannya akan berakhir pada Februari. Media lokal menyebut Jerome Powell, anggota dewan gubernur bank sentral, dan ekonom Stanford University John Taylor sebagai kandidat kuat. (Try/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved