Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (Japfa) mengukuhkan dirinya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mengembangkan program kemitraan. Model kemitraan menjadi salah satu mekanisme yang memungkinkan peternak kecil untuk dapat bertumbuh.
"Model kemitraan yang dilakukan Japfa setidaknya dapat memberikan harapan untuk menjadi instrumen mendorong pertumbuhan ekonomi peternak," ujar R Artsanti Alif, Head of Corporate Communication and Social Investment Japfa, melalui keterangan tertulis kepada media, di Jakarta, Sabtu (21/10).
"Model kemitraan kami kembangkan dan disesuaikan dengan lini bisnis Japfa. Setidaknya saat ini ada tiga model kemitraan untuk kemandirian untuk pengembangan budi daya ayam, sapi, dan udang," lanjutnya.
Lebih lanjut, menurut Artsanti, model kemitraan yang dikembangkan disesuaikan dengan model usaha tersebut. Hal itu memastikan agar model kemitraan yang terbangun dapat terintegrasi dengan kegiatan bisnis sehingga dapat tercapai keberlanjutan.
"Melalui model kemitraan kami mengembangkan model Inclusive Bussines Practices, melalui model ini Japfa membuka model bisnisnya dengan melibatkan masyarakat. Model kemitraan tidak hanya melibatkan relasi antara Japfa dan peternak semata, tetapi juga melibatkan sektor perbankan untuk membantu permodalan," lanjutnya.
Upaya membangun kemitraan itu, lanjut Artsanti, merupakan upaya Japfa untuk bersama dengan pihak lainnya menjawab tantangan pengurangan kemiskinan sebagai bagian dari agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
"Japfa berupaya untuk berkontribusi dalam pencapaian SGDs dengan mendorong kemitraan bersama para pihak untuk mengentaskan kemiskinan.Kami meyakini upaya pencapaian SDGs perlu kontribusi semua pihak, dan kami mendukung dengan mengembangkan model bisnis inklusif di semua lini usaha Japfa," terangnya.
Model kemitraan yang dilakukan Japfa terkait dengan tiga model bisnisnya, kemitraan ayam, kemitraan sapi indukan, dan kemitraan petambak udang, yang masing-masing dibentuk dengan mempertimbangkan potensi yang dimiliki peternak serta bentuk kegiatan bisnisnya.
"Model kemitraan ayam misalnya merupakan bentuk kerja sama antara Japfa dan perernak untuk membantu penyediaan DOC, pakan, pendampingan, hingga pasar pada akhir masa budi daya. Model ini akan sangat membantu peternak terutama peternak pemula dan kecil untuk mengantisipasi kerugian akibat perubahan harga pasar yang tidak stabil," katanya.
Adapun kemitraan untuk sapi indukan, perusahaan memberikan kemungkinan bagi peternak sapi untuk memelihara sapi indukan dan memperoleh anak sapi selama masa budi daya dan kerja sama.
"Sedangkan untuk model kemitraan indukan sapi, peternak akan mendapatkan keuntungan lebih besar dari hasil panen anakan. Japfa untuk model kemitraan ini memberikan dukungan berupa penyedian sapi bunting, pendampingan selama masa pemeliharaan, serta membantu pembelian sapi sesuai dengan harga pasar yang sedang berlaku," jelas Artsanti
Selain itu, Japfa melalui anak usahanya saat ini juga mengembangkan model kemitraan untuk petambak udang yang diberi nama Kawasan Vanamei STP (Kavas) dengan mengorganisir petambak tradisional untuk meningkatkan produktivitas dengan meningkatkan model budi daya.
"Melalui program Kavas, kami menyediakan pendamping teknis di setiap lokasi. Pendamping ini yang mejadi mitra petambak selama masa budi daya. Selain pendamping, melalui program Kavas ini kami membantu memberikan kepastian tersedianya benur (bibit udang), pakan, serta pasar pada akhir masa budi daya," jelasnya.
Menurut Artsanti, model pendampingan Kavas memungkinkan peternak untuk menghasilkan udang yang berkualitas karena dibantu oleh pendamping selama masa budi daya. Program tersebut saat ini sedang dirintis di Pulau Sumbawa, Lombok, dan Bali. (RO/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved