Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

IPO, Emdeki Utama Bangun Dua Pabrik

FETRY WURYASTI [email protected]
26/9/2017 06:31
IPO, Emdeki Utama  Bangun Dua Pabrik
(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

PT Emdeki Utama Tbk (persero), produsen kalsium karbida satu-satunya di Indonesia, resmi mencatatkan saham mereka di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham (MDKl) sekaligus menjadi emiten ke-22 pada tahun ini. Perseroan melepas 307.250.000 lembar saham baru atau setara 17% dari total modal ditempatkan, dengan harga penawaran Rp600 per lembar saham. Dengan demikian, perseroan akan meraih dana sebesar Rp184 miliar.

Penjamin pelaksana emisi efek pada IPO tersebut ialah PT Yuanta Sekuritas Indonesia, dengan alokasi penjatahan investor asing 40% dan investor domestik 60%.
Direktur Utama PT Emdeki Utama Tbk Hiskak Secakusuma mengatakan dengan IPO itu, perusahaan akan melakukan diversifikasi produk karena selama ini mereka hanya mengandalkan produksi kalsium karbida. Perseroan akan menggunakan 73,91% dana hasil lPO untuk belanja modal.

Dari jumlah itu, sebesar 48,96% atau hampir Rp90 miliar dipakai untuk membiayai pembangunan pabrik high-grade silica alloy, dan 24,95% atau sekitar Rp44 miliar untuk membangun pabrik carbide desulphuriser. Sementara itu, sekitar 13,41% dana hasil IPO akan dialokasikan untuk modal kerja kedua pabrik itu dan sisanya 12,68% digunakan untuk modal kerja produksi kalsium karbida.

“Sejak perusahaan PT Emdeki Utama mulai berproduksi mulai 1988 sampai sekarang, hampir selalu stabil kami produksi pada angka sekitar 20-25 ribu lebih ton karbida,” ujarnya di Jakarta, Senin (25/9). Carbide desulphuriser dan high-grade silica alloy ialah turunan karbida sebagai bahan untuk baja mutu tinggi. Hingga saat ini, keduanya ialah produk yang belum diproduksi perusahaan di dalam negeri. Karena itu, menjadi daya tarik bagi perseroan untuk melakukan ekspansi.

Hiskak menambahkan, selama ini pertumbuhan penjualan karbida cenderung stabil sekitar 2%-3%. Karena itu, untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, diversifikasi produk nantinya diproyeksikan berkontribusi 30%-35% terhadap perseroan bila pabrik sudah berjalan. Perusahaan akan mengambil lokasi pabrik di Gresik, Jawa Timur, dengan kapasitas carbide desulphuriser sebesar 500 ton per bulan, dan high-grade silica alloy sebesar 6.500 ton per tahun.

Tumbuh 32%
Presiden Direktur PT Yuanta Sekuritas Indonesia selaku underwriter, Surya Widjaja, mengatakan PT Emdeki Utama memproyeksikan pendapatannya sebesar Rp451 miliar, tumbuh sekitar 32% ketimbang 2016. “Adapun laba bersih diproyeksikan tumbuh 8% menjadi Rp93 miliar. Kenaikan penjualan terjadi karena perusahaan berhasil memperoleh kontrak ekspor ke India,” tukas Surya.

Secara terpisah, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Samsul Hidayat mengatakan setelah IPO emiten baru ini, masih ada 10 perusahaan yang akan IPO dalam pipeline BEI. BEI menargetkan tahun ini sebanyak 32-35 perusahaan. “Target 35 perusahaan. Iya, masih opstismistis sebab pembentukan harga tentu lebih bagus apabila IPO karena dana yang diraup bagi perusahaan lebih besar,” tuturnya saat dihubungi, kemarin. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya