Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) menggandeng badan usaha milik negara (BUMN) dan swasta untuk memproduksi alat mesin pertanian baru secara massal dan dipasarkan ke masyarakat.
"Alat-alat mesin pertanian bisa meningkatkan produksi karena efektivitas dan efisiensinya. Namun, karena keterbatasan dana pemerintah, proses produksi secara massal dilepas ke BUMN dan swasta," ujar Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada Peluncuran Mekanisasi Modern Hortikultura di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Banten, kemarin.
Saat ini, kata Amran, sudah ada 40 perusahaan dari BUMN dan swasta yang tertarik memproduksi alsintan secara massal. Pemerintah akan mengevaluasi perusahaan yang memiliki kemampuan memproduksi dan mendistribusikan alsintan.
"Kami akan evaluasi lagi. Intinya satu, rekeningnya. Mereka harus punya uang untuk memproduksi alat itu. Kalau tidak ada uang, nanti pemerintah yang pusing. Lisensi sudah diberikan, tetapi produksi tidak berjalan," tuturnya.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementan (Balitbangtan) M Syakir menjelaskan penerapan mekanisasi pertanian melalui penciptaan alsintan ialah bentuk transformasi menuju modernisasi.
Dalam tiga tahun terakhir, Balitbangtan menghasilkan 300 inovasi teknologi pertanian baru yang meliputi bidang tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan, dan pendukung bidang masalah lain seperti bioteknologi, pemetaan, pemupukan, dan pascapanen.
"Yang terbaru, Balitbang mengembangkan teknologi automatisasi sistem perbenihan modern untuk pengembangan produk hortikultura. Alat mesin pertanian ini juga dapat digunakan untuk perbenihan komoditas lainnya."
Kepala Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Andi Nur Alam menambahkan, untuk mendukung program swasembada komoditas hortikultura yakni bawang merah, bawang putih, dan cabai, Kementan menghasilkan inovasi teknologi mekanisasi hortikultura yang terintegrasi mulai hulu ke hilir.
"Inovasi teknologi itu dihasilkan selama Mei hingga Agustus 2017. Ada 27 prototipe yang bersedia diterapkan untuk mendukung usaha tani komoditas hortikultura khususnya bawang merah. Kami tinggal menunggu pihak yang dapat memproduksi secara massal," katanya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved