Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Ekspor CPO RI Melonjak 25%

Andhika Prasetyo
24/8/2017 07:10
Ekspor CPO RI Melonjak 25%
(ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

KINERJA ekspor minyak sawit (crude palm oil/CPO) Indonesia mengalami pertumbuhan pada semester pertama 2017.

Volume ekspor CPO dan turunannya, termasuk oleochemical dan biodiesel, tercatat mencapai 16,6 juta ton atau naik 25% jika dibandingkan dengan periode sama pada 2016.

Saat itu, capaian ekspor hanya 12,5 juta ton.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan mengungkapkan pertumbuhan kinerja ekspor sawit masih didorong tingginya permintaan dari negara-negara tujuan utama.

Ekspor CPO ke India mencatatkan pertumbuhan terbesar dari 2,6 juta ton pada semester awal tahun lalu menjadi 3,8 juta ton pada periode kali ini atau tumbuh 43%.

Kenaikan signifikan juga terjadi pada negara-negara Uni Eropa.

Kendati Benua Biru secara masif melancarkan serangan untuk menghambat potensi perdagangan komoditas kelapa sawit Indonesia dengan menerbitkan resolusi Parlemen Eropa, kinerja ekspor ke kelompok tersebut bisa mencapai 2,7 juta ton, melompat jauh dari 1,9 juta ton pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Kenaikan volume ekspor juga terjadi ke negara-negara Afrika sebesar 36,5%, Bangladesh 29%, Amerika Serikat 27%, dan Tiongkok 18%.

Kendati kinerja ekspor mengalami pertumbuhan, Fadhil menyebutkan satu fenomena yang tidak lazim terjadi tahun ini.

Menjelang Hari Raya Idul Fitri pada tahun-tahun sebelumnya, ekspor CPO biasanya meningkat karena konsumsi di negara-negara berbasis mayoritas muslim akan naik dan memengaruhi permintaan.

"Jelang Hari Raya Idul Fitri, ekspor minyak sawit Indonesia tersungkur dengan membukukan penurunan sebesar 18% atau dari 2,6 juta ton pada Mei turun menjadi 2,1 juta ton pada Juni," ujar Fadhil via rilis, Rabu (23/8).

Fadhil mengungkapkan lesunya pasar minyak sawit global dipengaruhi melimpahnya produksi minyak nabati lainnya seperti kedelai dan rapeseed.

Nota keberatan

Menyusul langkah Amerika Serikat yang telah mengumumkan kebijakan bea masuk antisubsidi untuk biodiesel Indonesia dan Argentina, Menteri Pedagangan Enggartiasto Lukita akan menyampaikan keberatan kepada pemerintah AS.

Ia menegaskan tidak ada perusahaan biodiesel Indonesia yang mendapat aliran subsidi dari pemerintah.

"Kita kan sudah pernah menguji dan kita sudah bisa membuktikan bahwa itu tidak ada unsur subsidi," cetus Enggar.

Kebijakan subsidi terhadap biodiesel dinilai bukan untuk produk yang diekspor, tetapi untuk biodiesel kebutuhan dalam negeri, yakni kepada PT Pertamina (persero).

Karena itu, Enggar akan menyampaikan keberatan sesegera mungkin.

"Kami segera akan menyampaikan keberatan. Kita juga akan pelajari dulu untuk tindak lanjutnya," imbuh Enggar.

Seperti dilansir Bloomberg, Departemen Perdagangan AS mengatakan kebijakan itu dibuat karena Indonesia dan Argentina diduga mengenakan anggaran subsidi pada biodiesel.

Menurut mereka, subsidi yang didapat industri biodiesel dari pemerintah Indonesia mencapai hingga 68,28%.

(Jes/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya