Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Mendag Genjot Kenaikan Ekspor

(Nyu/E-3)
18/8/2017 05:01
Mendag Genjot Kenaikan Ekspor
(MI/RAMDANI)

MENTERI Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita berupaya untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,4% sesuai dengan proyeksi RAPBN 2018 dengan menumbuhkan sektor ekspor 7,5%. "Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi ialah pertumbuhan ekspor. Kalau defisit, tidak akan bisa tumbuh," ujar Enggar pada jumpa pers RAPBN 2018, di Jakarta, Rabu (16/8). Saat ini, kata dia, meski kondisi ekonomi dunia belum menentu, ekspor Indonesia masih surplus sebesar 17%. "Pertumbuhan surplus diharapkan terus meningkat 5% sampai 7,5% di 2018."

Di sisi lain, tambah Enggar, untuk mengendalikan neraca perdagangan, pihaknya melakukan sejumlah upaya seperti mempermudah impor bahan baku dan mempermudah bidang bea dan cukai untuk impor bahan baku. "Dengan catatan kita tetap menjaga keseimbangan agar produksi tetap kompetitif." Secara kumulatif diketahui pada Januari-Juli 2017, neraca perdagangan Indonesia masih surplus US$7,39 miliar atau lebih besar ketimbang surplus pada periode sama tahun lalu yang mencapai US$4,76 miliar. Ia melanjutkan agar pemerataan ekonomi tercapai, Kemendag akan menyeimbangkan pasar modern dan pasar tradisional pada 2018.

Karena itu, akan ada aturan yang keluar pada akhir 2017 dan berlaku awal 2018. Menurut dia, pertumbuhan pasar tradisional dilakukan tak hanya secara fisik, tapi juga menumbuhkan kemampuan pedagang tradisional. "Pedagang pasar tradisional akan memiliki akses ke sumber barang dengan harga sama di pasar modern. Untuk akses modal, Bapak Menko Perekonomian sudah merancang akan ada bantuan bunga KUR (kredit usaha rakyat) bagi pedagang."

Pada kesempatan itu, Enggar menepis anggapan daya beli masyarakat yang lesu karena toko-toko ritel sepi pembeli. Menurut dia, daya beli masyarakat sedang lesu hanya isu. "Semua realisasi naik. Ekspor naik, investasi naik, belanja naik, dan konsumsi naik, tidak ada alasan (mengatakan) turun." Ia juga memberi contoh kinerja toko-toko ritel modern yang melantai di bursa selama semester I 2017 masih mengantongi laba bersih. Di antaranya PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya