Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Sinergi Kerja Sama Pemerintah dengan Masyarakat

Retno Hemawati
18/8/2017 04:01
Sinergi Kerja Sama Pemerintah dengan Masyarakat
(MI/RAMDANI)

PADA 2045, menurut Presiden Joko Widodo, Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terkuat keempat di dunia. Karena itu, diperlukan sinergi kerja bersama antara pemerintah dan masyarakat. Indonesia memiliki bonus demografi luar biasa untuk terus bertumbuh.
Berdasarkan hal itu, Big Circle akan menghadirkan narasumber yang berkontribusi untuk memajukan negeri, yaitu Encep Amir (Founder Rubysh Jewelry), Helianti Hilman (Founder Javara Indonesia), dan Aktsa Effendy-Tengku Fabian Hadra (Founder Meja Kita).
Seperti biasa, Andy F Noya bersama dengan Amanda Zevannya akan berdiskusi bersama dengan para narasumber dengan didampingi mentor Veronica Colondam (sociopreneur) dan Danton Sihombing (brand consultant), yang akan memberikan banyak wawasan kepada narasumber.

Program Big Circle bertema Ask what you can do for your country itu akan ditayangkan di Metro TV pada Minggu, 20 Agustus 2017, pukul 19.30-20.30 WIB. Bahasan yang pertama ialah tentang Rubysh Jewelry. Berawal ingin berpartisipasi dalam program Indonesia Bebas Sampah, Risa Gama Siregar dan Encep Amir mendirikan Rubysh Jewelry. Encep, lulusan S-2 jurusan ilmu lingkungan master environmental and energy management, University of Twente, Belanda, dan Risa, lulusan S-1 ilmu komputer Universitas Pendidikan Indonesia, merasa prihatin dengan kondisi Jawa Barat yang banyak tumpukan sampah.

Apalagi ada kejadian pada 21 Februari 2005, sebanyak 157 jiwa melayang dan dua kampung terhapus dari peta karena tergulung longsoran sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah. Memori itu sangat melekat bagi warga sekitar. Karena tidak ingin bencana itu terulang lagi, Amir dan Risa tergerak mengolah sampah menjadi sesuatu yang bernilai. Daur ulang sampah dapat mengurangi tumpukan sampah di Jawa Barat. Selain lebih indah secara estetika, tumpukan sampah tersebut diolah ibu-ibu rumah tangga sehingga mereka punya pendapatan tambahan. Mereka tergerak mengolah sampah pascabencana serius di Bandung itu. Rubysh Jewelry mengelola sampah plastik dan limbah kain menjadi aksesori, seperti kalung, cincin, dan anting dengan memberdayakan ibu-ibu rumah tangga.

Dalam sebulan, 500 hingga 600 produk Rubysh laku terjual, dengan harga produk mulai Rp50 ribu hingga Rp150 ribu. Mereka didukung Universitas Padjadjaran sebagai UKM binaan Unpad. Untuk bahan baku sampah, Rubysh bekerja sama dengan bank sampah di Sadang Serang, Bandung. Ada pula sampah yang dihimpun Rubysh langsung dari pengepul di Gedebage. Dalam sebulan, Rubysh mengolah antara 2 dan 4 kilogram sampah menjadi aksesori. Tim Rubysh terdiri atas 4 orang dengan memberdayakan 10 ibu-ibu rumah tangga. Ke depan, produk-produk Rubysh akan dipasarkan melalui e-commerce khusus barang-barang handmade, yaitu Esty.com. Rubysh juga gencar mengikuti pameran-pameran internasional untuk mempromosikan produk. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya