Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
KEMENTERIAN Pertanian menyatakan siap melakukan kerja sama dalam bidang perdagangan ke sejumlah negara kecil di wilayah perairan Pasifik yakni Samoa, Fiji dan Vanuatu.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman usai menemui para Menteri Pertanian dari tiga negara Oceania tersebut.
Amran mengatakan para perwakilan dari tiga negara itu bersedia untuk memenuhi kebutuhan beras mereka dengan melakukan impor dari Indonesia.
Dengan menawarkan harga yang relatif lebih murah, ia optimis kerja sama tersebut akan dapat segera terealisasi dan berjalan dengan baik ke depannya.
“Harga beras mereka di sana rata-rata Rp23 ribu atau hampir US$2 per kilogram (kg). Kita tawarkan US$1 saja per kg dan mereka bersedia,” ujar Amran di Kantor Kementan, Jakarta, Rabu (9/8).
Kesepakatan awal itu, ucap Amran, menjadi poin penting untuk berbagai kerja sama lanjutan di bidang komoditas pertanian dengan tiga negara tersebut di masa mendatang.
Pasalnya, Samoa, Fiji dan Vanuatu merupakan beberapa negara tetangga terdekat yang memiliki potensi untuk menambah pemasukan devisa dari sektor perdagangan.
Terkait lokasi yang nantinya akan menjadi asal komoditas untuk diekspor, Amran mengatakan Merauke, wilayah di sebelah paling timur Indonesia, dengan total luas sawah 35.217 hektare (ha), telah siap menyediakan permintaan tersebut. Belum lagi, pemerintah juga telah membangun lahan sawah tambahan seluas 10 ribu hektare (ha).
“Kita masih ingat dulu harga beras di Merauke sampai Rp40 ribu per kg, sekarang sudah sampai Rp10 ribu per kg. Jika kita berikan harga ke sana Rp13 ribu, kita masih untung. Jangan jual mahal dulu, nanti kalau sudah lancar, kita naikkan lagi, untuk pertama kita tawarkan segitu dan mereka setuju,” paparnya.
Merauke sedianya memiliki potensi lahan darat yang sangat besar, bahkan menjadi penghasil padi terbesar di Papua. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi Merauke pada 2015 mencapai 153.661 ton.
“Jumlah yang diekspor nanti sesuai kebutuhan mereka. Untuk saat ini belum ada kesepakatannya, nanti kita lihat di lapangan seperti apa,” tutur Amran.
“Kita sesuaikan apa yang dibangun di dalam negeri dan apa kebutuhan negara tetangga. Seperti di Lingga, Kepulauan Riau, untuk padi, lalu juga Entikong, Kalimantan Barat, untuk Jagung, semuanya kita dorong,” tegasnya.
Sedianya, melakukan ekspor beras ke negara tetangga bukanlah hal baru bagi Indonesia. Sebelumnya, pada awal tahun ini, pemerintah telah menyepakati transaksi ekspor beras ke Papua Nugini dengan volume sebesar 10 ribu ton yang sebagian besar juga merupakan hasil pertanian Merauke.
Di luar itu, Amran menyampaikan bahwa persediaan beras untuk kebutuhan dalam negeri saat ini masih dalam posisi aman. Sebanyak 1,7 juta ton beras kini berada di berbagai gudang Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) di seluruh Indonesia.
Jumlah tersebut, imbuhnya, dapat memenuhi kebutuhan hingga delapan bulan ke depan. Dengan kapasitas dan kualitas gudang yang cukup baik, Amran menyebutkan beras-beras yang disimpan sebagai stok tidak akan mudah rusak.
“Paling yang rusak cuma satu kilo (gram). Sedikit dibandingkan jumlah seluruhnya,” tandas Amran. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved