Produksi Sumur Tua masih Bisa Optimal

Cahya Mulyana [email protected]
31/7/2017 06:45
Produksi Sumur Tua masih Bisa Optimal
(Ist)

KEBERADAAN sumur minyak tua merupakan fenomena yang dihadapi setiap perusahaan minyak dan gas di seluruh dunia. Sumur-sumur tua itu umum-nya dianggap kehilangan produktivitas karena untuk ­mengangkat minyak mentah ke permukaan butuh biaya yang relatif mahal. Oleh karena itu, banyak perusahaan migas beralih dan meninggalkan sumur tua. Mereka lebih senang mencari sumur baru karena dianggap lebih produktif.

Chairman dan CEO Sertecpet, Eduardo Loperz Robayo, mengatakan sebenarnya sumur-sumur tua itu masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan menerapkan teknologi baru. Berbekal teknologi mutakhir, efisien, dan murah, Sertecpet mampu mempertahankan dan meningkatkan produksi yang komprehensif bagi sumur-sumur tua.

“Sertepec memiliki produk pompa jet bernama Jet Claw yang telah memiliki hak paten dari Amerika dan Rusia, juga Kanada. Teknologi ini merupakan solusi untuk banyak negara yang memiliki masalah penurunan jumlah lifting minyak,” papar Eduardo di Jakarta, pekan lalu.

Kemampuan daya dorong Jet Claw mampu mendongkrak kegiatan lifting sampai 2.000 barel. “Jet Claw bisa diaplikasikan pada sliding sleeve, bottom hole assembly, dan coiled tubing,” jelasnya. Eduardo menceritakan pompa yang telah dipatenkan itu mampu meningkatkan produktivitas sumur-sumur tua yang tersebar di Amerika Latin hanya dalam hitungan 1 sampai 2 tahun. “Mereka tidak butuh waktu 5-7 tahun untuk mentransformasikan teknologi yang sama, bahkan lebih mahal setelah menggunakan et Claw,” tandasnya.

Saat ini teknologi Jet Claw milik Sertecpet banyak dipakai di Amerika Latin dan Afrika. Mereka telah mendapat kepercayaan dari 14 negara dan memiliki kantor perwakilan di Meksiko, Brasil, Kolombia, Peru, Anggola, Timur Tengah, Amerika Latin, sampai Afrika Utara. Pihaknya berkeingingan untuk membantu meningkatkan produktivitas sumur-sumur tua yang berada di kawasan Asia, khususnya Indonesia. Dia sangat yakin sumur tua yang tersebar di seluruh Indonesia bisa lebih produktif dengan pompa milik perusahaannya tersebut.

Off taker Masela
Dalam kesempatan berbeda, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan sudah ada beberapa perusahaan yang mengajukan diri untuk membeli gas dari Blok Masela. Mereka yang berminat itu merupakan perusahaan lokal dan asing.
“Sudah ada beberapa (yang mengajukan). Tiga bulan ini target bisa dapat (pembeli) off taker-nya,” ucap Arcandra di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Minggu (30/70).

Pemerintah mengutamakan perusahaan lokal untuk menjadi off taker utama Blok Masela. Seperti PT PLN (persero) yang diharapkan bisa menyerap untuk melistriki wilayah Maluku. “Yang jelas bagi kita, kalau pembangunan dalam rangka pengembangan wilayah, kita memerlukan listrik,” tandasnya. Berdasarkan surat dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) kepada Inpex Masela Ltd, kapasitas produksi LNG di Blok Masela direncanakan sebesar 9,5 juta ton per tahun (mtpa) dan gas pipa sebesar 150 mmscfd. (Jes/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya