Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
UPAYA pemerintah mengimpor garam sebanyak 75 ribu ton dianggap kurang. Pemerintah semestinya mengeluarkan izin impor hingga dua kali lipat sebagai cadangan. Asosiasi Petani Garam Republik Indonesia (APGRI) menilai Indonesia belum memiliki cadangan stok untuk komoditas tersebut. Ketua Umum APGRI Jakfar Sodikin mengatakan, untuk kondisi cuaca saat ini, jumlah impor garam konsumsi 75 ribu ton terbilang sedikit. "Pemerintah harus mempertimbangkan nasib petani dan industri kecil dengan memiliki cadangan stok. Sekarang tidak ada sama sekali," ucap Jakfar kepada Media Indonesia, Minggu (30/7). Menurutnya, cadangan stok bisa digunakan pemerintah secara kondisional.
Bila cuaca tetap tidak panas sepanjang panen tahun ini, garam konsumsi impor bisa digelontorkan guna menstabilkan stok dan harga. Namun, bila panen raya berhasil, stok tersebut bisa disimpan di PT Garam (persero). Pasalnya, kata Jakfar, suplai garam rakyat saat ini masih di bawah 15 ribu ton, sedangkan kebutuhan masyarakat 125 ribu ton per bulan. "Tidak apa-apa kalau 150 ribu ton yang diimpor asal disosialisasikan ke para petani kalau itu untuk jaga-jaga. Kalau cuaca masih seperti sekarang, panen bisa tidak maksimal dan stok itu bisa digelontorkan secara perlahan. Kalau panen bagus, ya hasil dari petani harus didahulukan," tukasnya. Direktur Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menyebut izin impor garam konsumsi sebesar 75 ribu ton akan diberikan hingga 31 Agustus 2017.
Periode itu dinilai aman bagi petani garam yang saat ini mulai panen. "(Bila butuh ditambahkan), lihat kondisi selanjutnya," pungkas Oke. Seperti diwartakan, pemerintah telah mengeluarkan izin impor garam konsumsi sebanyak 75 ribu ton.
Importasi akan dilakukan PT Garam (persero) sebagai BUMN yang diperbolehkan mengimpor garam konsumsi. Garam impor dari Australia akan tiba terpisah di tiga pelabuhan, yaitu Ciwandan, Banten; Tanjung Perak, Jawa Timur; dan Belawan, Sumatra Utara, pada 10 Agustus mendatang. Namun, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT Garam Budi Sasongko menyatakan pelaksanaan impor tergantung kesiapan kapal logistik.
Pada tahun ini PT Garam mengaku juga sulit untuk memproduksi garam konsumsi karena cuaca yang tidak mendukung. Pada panen tahun ini diperkirakan produksi PT Garam hanya 160 ribu-180 ribu ton, lebih rendah daripada panen di saat cuaca normal yang mencapai 370 ribu ton. Budi berharap pemerintah bisa segera menyerahkan lahan seluas 3.700-5.000 hektare di Kupang, NTT. Dengan begitu, produksi garam perseroan bisa naik hingga 370 ribu-500 ribu per tahun.
Dari Sukabumi, Jawa Barat, pemda setempat menyerahkan upaya pengendalian harga garam saat ini ke pemerintah pusat. Pasalnya, kenaikan harga dan kelangkaan garam sudah menjadi isu nasional. Di Pasar Pangkalpinang, Bangka Belitung, sejumlah pedagang juga mengeluhkan minimnya stok garam. (BB/RF/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved