Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Kinerja Reksa Dana bakal Meningkat

Jessica Sihite
29/5/2017 10:14
Kinerja Reksa Dana bakal Meningkat
(ANTARA/Andika Wahyu)

PENGAMAT pasar modal Jemmy Paul Wawointana menilai peringkat layak investasi (investment grade) yang diberikan lembaga pemeringkat internasional Standard and Poors (S&P) mendorong peningkatan kinerja reksadana pendapatan tetap lebih tinggi ketimbang jenis lainnya pada 2017.

"Faktor S&P menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi investment grade akan memicu dana asing masuk ke surat utang atau obligasi. Itu yang menjadi salah satu faktor yang akan mendorong kinerja reksadana pendapatan tetap," ujar Jemmy yang juga Plt CEO PT Sucorinvest Asset Management di Jakarta, pekan lalu.

Ia mengemukakan bahwa saat Fitch Ratings dan Moody's Investors Service menaikkan peringkat Indonesia ke investment grade pada 2011 dan 2012, kinerja reksadana pendapatan tetap membukukan kinerja yang paling tinggi.

"Situasi itu tentunya juga dapat mendorong performa reksadana pendapatan tetap pada 2017 karena obligasi merupakan aset dasar pengelolaan portofolionya," katanya.

Ia menyebutkan bahwa sejak awal 2017 ini banyak spekulan telah masuk ke pasar obligasi menyusul potensi kenaikan peringkat utang Indonesia cukup besar seiring dengan perekonmian nasional yang kondusif.

Research Analyst PT Infovesta Utama, Reza Viola Purba mengemukakan bahwa sepanjang tahun berjalan ini, seluruh indeks reksadana mencatatkan kinerja positif, dengan indeks reksadana pendapatan tetap mencatat kinerja tertinggi hingga 19 Mei 2017.

Ia memaparkan bahwa pada periode itu. Reksadana pendapatan tetap membukukan pertumbuhan kinerja sebesar 4,80%, diikuti reksadana campuran 4,57%, reksadana saham sebesar 4,37%, dan reksadana pasar uang tercatat 1,87%.

"Kinerja positif seluruh indeks reksadana itu ditopang kondisi pasar obligasi dan saham di dalam negeri yang juga mengalami penguatan," katanya.

Tidak terganggu
Pada perdagangan Jumat (26/5) lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat sebesar 13,38 poin seiring dengan sebagian investor yang mulai melakukan aksi beli.

Kepala Riset Reliance Securities Robertus Yanuar Hardy mengatakan masih adanya optimisme pasar terhadap potensi pertumbuhan investasi pasar modal domestik akan menjaga IHSG.

"Beberapa faktor positif dari dalam negeri di antara-nya pergerakan nilai tukar rupiah yang sudah mulai stabil hingga kenaikan peringkat oleh S&P dapat mengundang lebih banyak investor masuk ke dalam negeri," katanya.

Di sisi lain, ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan teror bom yang terjadi pada Rabu (24/5) diyakini tidak akan memengaruhi peringkat layak investasi yang belum lama ini disandang Indonesia.

"Selama pemerintah bersikap agresif dalam upaya penanggulangan pascateror, peristiwa tersebut diyakini tidak berdampak signifikan terhadap kepercayaan investor," ujar Faisal melalui sambungan telepon.

Faisal meyakini potensi S&P mengoreksi tingkat peme-ringkatan Indonesia terbilang minim sebab lembaga internasional biasanya memberikan penilaian secara makro mulai stabilitas ekonomi hingga politik, misalnya saja terkait kredibilitas APBN dan arus investasi di sektor keuangan modal.(Ant/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya