Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PELUANG bisnis dalam gelaran International Association of Ports and Harbors (IAPH) Conference tidak disia-siakan oleh para pelaku usaha Indonesia. Dua BUMN besar Indonesia, PT PP dan BNI mencoba menyasar peluang berbeda di ajang yang mempertemukan lebih dari 1.000 pelaku industri pelabuhan dari 35 negara di dunia itu.
“Event ini sangat penting karena seluruh pelabuhan di dunia. Melalui kegiatan ini kami ingin memperkenalkan PT PP tidak hanya sebagai kontraktor tetapi juga investor,” ujar Direktur Operasional PT PP, Ir M Toha Fauzi MT di sela penyelenggaraan Konferensi Pelabuhan Sedunia itu di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/5).
PT PP, menurut dia, saat ini sedang mengincar untuk melaksanakan proyek-proyek pembangunan pelabuhan besar. Tak hanya dalam bentuk pembangunan, tetapi juga dalam bentuk investasi seperti pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung.
“Melalui Konferensi IAPH ini, kami bisa mencari peluang dan kesempatan untuk bekerja sama tidak hanya dalam membangun proyek tetapi juga investasi terutama di sektor pelabuhan,” ungkap Toha seraya menambahkan bahwa sasaran pertama pihaknya ialah ASEAN sesuai visi misi perusahaan menjadi kontraktor yang terbaik di kawasan Asia Tenggara.
Berbeda dengan PT PP yang menyasar konstruksi dan investasi terhadap pelabuhan, BNI berupaya untuk menguatkan dukungannya terhadap industri maritim di Indonesia dengan meningkatkan pelayanan port service financing.
“Port service financing yang kami siapkan ini memberikan banyak manfaat, antara lain bagi Pelindo, akan ada ketepatan atau kepastian pembayaran oleh pengguna jasa pelabuhan. Adapun bagi para pengguna jasa kepelabuhan, layanan kami ini dapat memperlancar cash flow usaha,” ujar Kiryanto, Corporate Secretary BNI, pada kesempatan yang sama.
Port service financing yang dikembangkan BNI berupa skim pembiayaan kepada pengguna jasa kepelabuhanan di Pelindo I-IV yang diintegrasikan dengan sistem penerimaan jasa kepelabuhanan.
Port Service Financing tergolong baru di sektor layanan perbankan Indonesia. Sistem tersebut merupakan sekumpulan layanan lengkap yang diberikan kepada pengguna jasa kepelabuhanan, mulai dari penyaluran kredit hingga kemudahan dalam pembayaran atas penggunaan jasa-jasa kepelabuhanan di Indonesia.
“Beberapa kerja sama yang sudah dikembangkan antara BNI dan Pelindo I- IV antara lain layanan Billing Payment Host to Host, Autocollection, Port Service Financing, Autodebet Collection melalui BNIDirect, layanan Pembayaran ke Pihak Ketiga melalui BNIDirect, kemudian Pembayaran Pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) melalui BNIDirect, serta layanan Cash Pooling melalui BNIDirect,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Kiryanto memperkirakan sekitar 30%-40% market share keuangan untuk sektor industri pelabuhan telah berhasil dikuasai BNI dengan pendekatan tersebut.
Baik Kiryanto ataupun Toha melihat bahwa ceruk pasar yang dimiliki sekarang bisa dilebarkan diawali melalui partisipasi di ajang Konferensi Pelabuhan Sedunia tersebut. Pasalnya, mereka dipertemukan dengan berbagai pelaku industri pelabuhan tidak hanya di ASEAN tetapi hampir di seluruh dunia. (RO/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved