Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
BERADA di negeri orang untuk jangka waktu yang lama tentu merindukan makanan asal Indonesia. Itu dirasakan Hari, salah satu mahasiswa Indonesia di Moskow, Rusia.
“Kalau ada yang bawain kita mi instan dari Indonesia, jangan sampai ketahuan teman. Bisa ribut kita,” canda Hari yang segera menyelesaikan S3-nya saat bertemu Media Indonesia di Moskow, Rusia, akhir pekan lalu.
Bisa dimaklumi jika mahasiswa Indonesia sulit mendapatkan makanan khas Indonesia di ‘Negeri Beruang Merah’. Jangankan produk mi instan, sayuran segar dan buah-buahan tropis juga tergolong mahal. Jika harga buah mangga di Indonesia sekitar 15 ribu per kilogram, di Moskow satu buah mangga Rp100 ribu.
Akibat embargo, Rusia yang selama ini mengandalkan impor bahan pangan dari negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat kini mengalihkan impor dari negara-negara Asia. Dalam tiga tahun terakhir Rusia membutuhkan impor bahan pangan rata-rata senilai US$39,85 miliar.
Tentu saja bagi Indonesia ini merupakan peluang, apalagi cita rasa masyarakat Rusia tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Sup borscht khas Rusia ternyata rasanya mendekati soto ayam segar dengan perasan jeruk nipis.
“Indonesia jangan kalah dengan Vietnam dan Korea Selatan yang lebih dulu mengisi pasar Rusia,” ujar Duta Besar RI untuk Rusia M Wahid Supriyadi.
“Orang Rusia ini suka makan dan ini sebenarnya peluang. Enggak usah yang aneh-aneh, jual bakso malang saja pasti laris,” kata Atase Perdagangan Heryono Hadi Prasetyo.
Peluang masuk ke pasar Rusia makin terbuka lebar seiring dengan langkah yang dilakukan kelompok pengusaha Rusia yang tergabung dalam Eurasian Business Union (EBU) membuka kawasan bisnis pangan seluas 91 hektare di pinggir Moskow. Kawasan yang dikenal dengan Moscow Food City itu menampung 800 ribu ton bahan pangan dari 52 negara bagian Rusia dan 26 negara lain.
Keberadaan Moscow Food City dilihat sebagai salah satu cara jitu memperkenalkan produk pangan Indonesia. Mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel yang berkunjung ke Rusia, Agustus tahun lalu, melihat fasilitas itu bisa dijadikan momentum peningkatan ekspor Indonesia ke Rusia. “Setelah melihat sendiri, kawasan food city ini harus dimanfaatkan,” ujar Rachmat yang hadir dalam peresmian paviliun Indonesia di Moscow Food City, pekan lalu. (Tjahyo Utomo/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved