Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Trendi dan Bergaya dengan Tas Preloved

Ghani Nurcahyadi
13/4/2017 08:10
Trendi dan Bergaya dengan Tas Preloved
(DOK SPLENDID PARADISE)

HILDA Muthia Arava, 32, harus berpikir seribu kali ketika ia melihat sebuah tas tangan bermerek yang dipajang di sebuah gerai terkenal di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta.

Harga yang terlalu tinggi membuat dirinya harus merelakan tas tersebut tidak bisa segera ia jinjing.

Enam bulan kemudian, ibu rumah tangga yang juga pengelola toko daring itu melihat tas yang diinginkannya dijajakan di media sosial Facebook dengan harga yang lebih murah dibandingkan di pusat perbelanjaan yang ia lihat sebelumnya.

Tanpa berpikir panjang, warga Jakarta Utara itu pun langsung melakukan transaksi untuk mendapatkan tas yang diinginkannya tersebut.

Tas bermerek yang dimiliki Hilda itu memang bukan tergolong barang baru.

Tas itu sudah digunakan orang lain sebelumnya dan kemudian dijual.

Istilah populernya ialah preloved.

"Saya tidak fanatik dengan tas preloved, hanya saja sesuai bujet belanja saja. Kalau misalnya saya punya RP5 juta bisa dibelanjakan, tapi tas yang saya inginkan ternyata berharga Rp8 juta-Rp9 juta, saya lebih baik menunggu preloved-nya," kata Hilda ketika dihubungi kepada Media Indonesia, kemarin.

Tas tangan preloved, menurut Hilda, justru punya sejumlah keunggulan dibandingkan tas baru yang dijajakan di pusat perbelanjaan modern.

Antara lain, tas merek ternama seperti Longchamp justru makin lembut bahannya ketika sudah beberapa bulan digunakan.

Sehingga menggunakannya pun terasa lebih nyaman.

Tas tangan bermerk seperti Loius Vuitton, Hermes, Longchamp, atau DKNY, nyatanya menjadi bagian dari gaya hidup metropolitan.

Harga yang kelewat mahal kadang menjadi kendala.

Tren membeli tas preloved menjadi salah satu solusi untuk tetap tampil trendi dan bergaya.

Menurut Lucie Viriya, 32, pemilik toko daring yang menjual barang preloved premium bernama Splendid Paradise, banyak perempuan memburu barang preloved.

Kebanyakan di antara mereka ialah ibu rumah tangga dan karyawati.

"Tas tangan ini kan sifatnya seasonal (musiman), jadi banyak yang bosan dengan model tasnya, lalu menitipkan dijual sebagai preloved. Tapi di sisi lain demand (permintaan) akan tas itu masih tinggi," kata warga Jakarta Selatan itu.

Bisa lebih mahal

Harga yang lebih murah diakui Lucie menjadi faktor banyaknya permintaan akan tas tangan preloved.

Dalam menentukan harga jual, biasanya Lucie menetapkan penurunan hingga 20% dari harga baru jika kondisi barang masih bagus dan memiliki nota pembelian.

"Tapi, kalau itu barang yang vintage dan jarang ada di pasaran, justru harganya bisa lebih mahal dibandingkan harga aslinya. Mayoritas memang mencari tas tangan yang sedang up to date, hanya segelintir yang mencari tas vintage," ujarnya.

Tren penjualan tas tangan preloved berdasarkan pengalamannya selama tiga tahun mengelola toko daring, meningkat menjelang hari besar keagamaan.

"Kalau di bulan lainnya, penjualannya steady."

Lucie memberikan sedikit tips untuk mendapatkan tas tangan preloved berkualitas.

Menurutnya, customer harus teliti dan banyak bertanya ketika menginginkan sebuah tas preloved.

"Harus ditanya apa masih ada nota harganya atau tidak, terus tanya lagi di bagian mana tas itu terkikis, dan yang pasti survei harga dulu melalui website merek tas tersebut," katanya.

Sementara untuk perawatan, menurut Lucie, tidak jauh berbeda dengan merawat tas baru.

Intinya, tas tersebut jangan terlalu lama disimpan di dalam lemari karena akan merusak bahan tas tersebut.

Bila perlu, tas tangan tersebut juga bisa dibawa ke handbad spa yang sudah banyak tersebar di Indonesia. (S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik