Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Suntikan dari Modal Ventura Ditertibkan

MI/NURIMAN JAYABUANA
31/12/2015 00:00
Suntikan dari Modal Ventura Ditertibkan
()
REGULATOR akan memperketat injeksi modal oleh perusahaan modal ventura kepada perusahaan rintisan (start-up). Di sisi lain, perusahaan modal ventura dipertimbangkan untuk menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) bagi start-up, terutama yang di bidang ekonomi kreatif.

Rencana penertiban itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Firdaus Djaelani di Kantor OJK, Jakarta, kemarin. Menurutnya, ada kekhawatiran jika itu tidak diatur, akan membuka celah bagi kejahatan pencucian uang. "Kita komit masuknya dana asing mesti terpantau. Jangan sampai ada pencucian uang," tuturnya.

Untuk itu, OJK mewajibkan modal ventura asing mengajukan izin dan rencana bisnis kepada regulator terlebih dulu. Nantinya, suntikan investasi mereka bisa digabung dengan modal ventura lokal. "Kita harapkan perusahaan modal ventura ada mitra lokalnya," ujar Firdaus.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Sofyan Djalil mengatakan pemerintah mempertimbangkan pembukaan arus modal tambahan bagi start-up melalui penyaluran KUR via perusahaan modal ventura lokal. "Jadi pembiayaan KUR ini di samping mendorong UMKM, juga bisa jadi katalisator untuk tumbuhnya industri baru," kata dia di Kemenko Perekonomian di Jakarta, kemarin.

Di tempat sama, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengamini walau tengah menjamur, terutama di kalangan anak muda, bisnis start-up masih dipandang bank belum layak dibiayai. "Kami usulkan (KUR) tidak hanya lewat bank, tapi juga lewat venture capital supaya, dalam tanda kutip, KUR yang Rp100 triliun lebih itu bisa diakses untuk ekonomi kreatif, salah satunya start-up."

CEO Bukalapak.com Achmad Zaky mengapresiasi rencana pemerintah melibatkan start-up sebagai objek KUR. "Dengan begitu, pemain start-up tak perlu cari dana banyak-banyak dari luar sehingga kepemilikan lokal bisa tetap mayoritas."

Kinerja perbankan
Terkait kinerja perbankan, OJK melihat prospek bisnisnya tetap baik di 2016. Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan tahun depan 14,1%. "Kredit masih akan tumbuh 12%-14%," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Ia pun melihat kinerja dan profil risiko keuangan perbankan sepanjang tahun ini dalam kondisi memadai. Begitu juga dengan aspek kecukupan modal, likuiditas, dan tingkat rasio kredit bermasalah (NPL). "Kami juga melihat masih ada ruang pelonggaran kebijakan (BI rate) untuk mendukung pertumbuhannya," ujarnya.

Lebih lanjut, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan selama 2015 berada pada level aman di kisaran 21,35%. Jauh di atas ketentuan minimum 8%.

Likuiditas di sektor perbankan juga cukup aman untuk menangkal potensi penarikan dana pihak ketiga. Rasio alat likuid terhadap non-core deposit (AL/NCD) dan rasio alat likuid atas dana pihak ketiga (AL/DPK) masih cukup tinggi, masing-masing 76,01% dan 15,99%. "NPL pun terjaga pada level rendah, hanya 2,66%."

Muliaman mengakui ada peningkatan risiko seiring naiknya volatilitas pasar keuangan dan melemahnya rupiah. Namun, realisasi peningkatan Fed Funds Rate di medio Desember telah menekan risik volatilitas. "Kami yakin tekanan (tahun depan) akan lebih rendah." (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya