WAKIL Presiden Jusuf Kalla (JK) berharap lebih banyak lagi masyarakat yang berinvestasi di pasar modal bukan hanya melalui deposito, sebab hal itu dapat menjadi stimulus bagi perekonomian nasional. "Kita harapkan mereka bukan hanya investasi di deposito walaupun banyak kelebihan, melainkan juga di bursa saham supaya mereka juga melihat pertumbuhan ekonomi secara baik," ujar JK seusai Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2015 di Jakarta, kemarin.
Acara dihadiri Ketua Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, dan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio. Dalam kesempatan itu, JK menjelaskan perusahaan yang melantai di BEI mempunyai tujuan menggalang permodalan. Di sisi lain, initial public offering (IPO) juga membuat sebuah perusahaan mempunyai laporan keuangan lebih transparan. Namun, ia mengingatkan pasar modal juga mesti meningkatkan daya saing produknya dengan instrumen investasi di pasar keuangan semisal deposito.
Jangan sampai terulang lagi kasus 'goreng' saham, sebab hal itu akan berdampak terhadap minat masyarakat dalam membeli saham. Dalam kesempatan yang sama, Dirut BEI Tito Sulistio mengemukakan kinerja pasar modal Indonesia sepanjang 2015 dipenuhi banyak tantangan. Penaikan suku bunga bank sentral AS, tambah Tito, membuat investor asing mengalihkan sebagian dana keluar dari instrumen portofolio di Indonesia yang ditandai dengan nilai jual bersih dana investor asing di pasar modal domestik sebesar Rp22,58 triliun.
"Situasi itu membuat laju IHSG BEI sepanjang Januari hingga Desember 2015 mengalami tren konsolidasi cenderung melemah," katanya. Kondisi global itu, lanjut dia, menyebabkan indeks harga saham gabungan (IHSG) per 30 Desember 2015 ditutup di level 4.593,01 poin atau menurun 12,13% jika dibandingkan penutupan akhir Desember 2014 di level 5.226,94 poin. Senada, ekonom Bank Permata Josua F Pardede mengatakan IHSG fluktuatif di semester kedua 2015.
Itu disebabkan pelemahan nilai rupiah terhadap dolar AS yang dipengaruhi rencana penaikan suku bunga. Meski demikian, ia memperkirakan bursa dalam negeri membaik pada 2016, karena pertumbuhan ekonomi ditargetkan di atas 5%. Kondisi itu ditandai dirilisnya sejumlah paket kebijakan. Josua menambahkan, perbaikan bursa akan mulai semester kedua 2016 dengan perkirakan IHSG akan di level 5.500-5.600.