PEMERINTAH Korea Selatan (Korsel), kemarin, melaporkan dua kasus kematian yang disebabkan virus sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS). Peristiwa itu menjadi kasus kematian yang pertama dalam dua hari terakhir akibat MERS di 'Negeri Ginseng'.
Korban meninggal pertama ialah seorang perempuan yang berusia 58 tahun. Sebelumnya, dia dinyatakan meninggal setelah menderita gagal pernapasan akut pada Senin (1/6). Setelah diperiksa lebih lanjut, perempuan itu dinyatakan positif terpapar virus MERS.
Korban meninggal lainnya, seorang pria 71 tahun. Pria renta itu dilaporkan meninggal kemarin. Ia telah dinyatakan positif mengidap MERS sejak beberapa hari yang lalu.
Hingga kemarin, korban yang positif terjangkit MERS di Korsel telah mencapai 25 orang. Setidaknya dilaporkan terdapat sekitar 750 orang yang diduga terinfeksi MERS. Saat ini, semua orang yang diduga terinfeksi MERS ditempatkan di karantina.
"Enam orang lagi telah positif mengidap MERS pada Senin (1/6). Dengan ini, korban yang terjangkit bertambah menjadi 25 orang," ujar Menkes Korsel, Moon Hyung-pyo.
Menteri Kesehatan Moon meminta agar semua orang yang terindikasi berada di dalam karantina sampai masa inkubasi selama dua minggu. Hal itu untuk memastikan apakah mereka terjangkit MERS atau tidak.
"Mereka yang dikarantina harus pasti merasa tidak nyaman. Namun, saya berharap mereka dapat bekerja sama. Ini untuk untuk keselamatan diri sendiri, keluarga, dan tetangga mereka," kata Moon.
Moon juga mendesak warga untuk menggunakan masker ketika berada di tempat umum. Selain itu, dia menganjurkan masyarakat Korsel untuk mencuci tangan sesering mungkin untuk mencegah terjadinya penularan MERS.
Sidang darurat Di lain pihak, Choi Kyung-hwan yang menjabat Perdana Menteri Interim Korsel langsung menggelar sidang darurat mengenai MERS. "Kita harus menggunakan seluruh sumber daya nasional untuk mengatasi masalah ini," ujar Choi.
Choi mengungkapkan hal itu sebagai tanggapan serangan MERS yang telah menimbulkan kepanikan di Korsel. Kepanikan dan kekhawatiran masyarakat Korsel kian bertambah setelah virus penyakit pernapasan MERS merenggut dua nyawa warga setempat.
Salah satu sekolah dasar di Provinsi Gyeonggi yang terletak di dekat rumah sakit tempat dirawatnya korban MERS pertama yang meninggal saat ini ditutup sementara. Hal itu dilakukan setelah para orangtua murid tidak mengizinkan anak-anak mereka pergi ke sekolah itu.
Presiden Korsel Park Geun-hye bereaksi keras dengan memeringatkan petugas medis yang lalai dalam menangani pasien MERS. Pasalnya, mereka mengizinkan pria berusia 44 tahun yang terinfeksi MERS melakukan perjalanan ke Tiongkok, pekan lalu. Padahal, ayahnya telah dinyatakan positif MERS.
Sementara itu, dari Tiongkok, warga Korsel yang terinfeksi MERS tengah dirawat di sebuah rumah sakit di Huizhou, Tiongkok. Jiang Guisu, Kepala Unit Gawat Darurat Huizhou Central People's Hospital, mengatakan kondisi paru-paru pria itu kian memburuk dan membutuhkan alat bantu pernapasan. (AFP/I-3)