Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Forum Baru Diharapkan Bertaji

Pra
11/4/2016 01:35
Forum Baru Diharapkan Bertaji
(ANTARA/RIVAN AWAL LINGGA)

OTORITAS Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pekan lalu, telah meneken nota kesepahaman terkait dengan pembentukan forum koordinasi dalam rangka pengembangan dan pendalaman pasar keuangan (FK-PPK) demi mendukung pembiayaan pembangunan nasional.

Kolaborasi itu bertujuan menguatkan peran pembiayaan dari sektor jasa keuangan.

Pengamat pasar modal saham, Kiswoyo, menilai penguatan kerja sama pemerintah bersama beberapa instansi terkait merupakan hal yang sangat bagus.

Dengan begitu, pembangunan nasional dapat terbantu dari instrumen keuangan yang lebih bervariasi.

Kendati demikian, Kiswoyo mengungkapkan semua itu masih harus menunggu.

"Ini memang bagus, tapi mungkin perlu waktu. Kita harus tahu dulu bagaimana teknis pelaksanaannya di lapangan," kata dia.

Hal senada diungkapkan pengamat pasar modal obligasi, Herdi Ranu Wibowo.

Dengan langkah terbaru yang dikeluarkan pemerintah, Herdi mengatakan hal itu dapat memperluas basis investor untuk terlibat dalam pembangunan nasional

"Selama ini kan yang mendominasi hanya yang besar-besar. Dengan ini, bisa lebih banyak produk-produk pasar modal yang ditujukan ke sektor ritel yang dikembangkan pemerintah," ujar Herdi.

Jika itu terwujud, dampaknya secara langsung ialah akan makin banyak investor yang dapat membantu pembiayaan pembangunan.

"Akan ada instrumen baru yang dapat berkontribusi dengan baik," tuturnya.

Ia mengakui selama ini para pemangku kepentingan banyak melakukan hal untuk meningkatkan kinerja pasar finansial.

Walakin, potensi yang belum terkelola masih terbilang besar.

Hal itu tampak dari masih rendahnya kontribusi pasar modal yang baru sekitar 3,9% atas pembiayaan aktivitas perekonomian nasional.

Di Palembang, Kepala Perwakilan OJK Sumatra Selatan Lukdir Gultom mengamini masyarakat belum mengoptimalkan potensi pasar modal, baik untuk investasi maupun mencari pembiayaan.

Hal itu, ujarnya, mungkin disebabkan adanya persepsi bahwa berinvestasi di pasar modal itu sangat berisiko dan membutuhkan modal besar.

Padahal, saat ini sudah bermunculan sejumlah produk saham mikro dengan hanya bermodal Rp500 ribu.

Jika masyarakat memahaminya, lanjut Lukdir, pasar modal juga dapat dimanfaatkan untuk modal usaha.

"Dana modal usaha tidak mesti dipinjam dari bank. Dapat juga diperoleh dari pasar modal, tinggal lagi bagaimana masyarakat memahami apa itu pasar modal."

Dari data Bank Dunia, tercatat investor pasar modal di Indonesia hanya sekitar 400 ribu, sedangkan Malaysia sudah mencapai 4 juta dan Singapura 1,5 juta. (Pra/Ant/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik