Makna Gaib

SALAH satu yang paling tinggi disinggung mushaf Alquran ialah persoalan gaib. Alif lam mim zaalikal kitaabu laa raiba fiih hudal lilmuttaqin. Allaziina yu’minuuna bilghaib, tanda orang yang beriman itu, yang bertakwa itu, percaya kepada yang gaib.

Apa yang dinamakan gaib? Gaib adalah sesuatu yang tidak mampu dijangkau dengan indra dan tidak diketahui hakikatnya. Itu namanya gaib. Dalam konteks ini gaib ada dua macam. Ada gaib mutlak, yang tidak ada seorang pun bahkan satu makhluk pun mengetahuinya, kecuali Allah SWT. Tidak ada yang tahu kapan datangnya kiamat, kecuali Allah. Itu gaib mutlak.

Kedua, gaib relatif atau gaib nisbi. Saya tidak tahu kapan yang hidup itu mati. Tanggal berapa dia mati. Namun, setelah dia mati, saya tahu kapan dia akan mati. Memang ada gaib yang relatif yang indikator-indikatornya dapat diketahui sehingga kita dapat menduga bahwa apa yang gaib itu bisa terjadi.

Hujan, kita tidak tahu kapan datangnya hujan. Namun, indikator-indikatornya. Agama mengajarkan kita untuk percaya kepada yang gaib. Kepada Allah SWT, kepada malaikat, kepada hari kiamat, dan banyak lainnya.

Dengan gaib, kita menjangkau apa yang tidak terjangkau oleh pancaindra kita, yang tidak terjangkau oleh kepanjangan tangan kita. Kesadaran tentang gaib menjadikan kita melihat wujud ini jauh lebih besar dan lebih luas daripada wilayah kecil yang dijangkau binatang, yang dijangkau indra dan kepanjangan tangannya.

Dengan percaya kepada gaib, kita akan menjadi tenang. Karena kita percaya ada Tuhan yang kita percayai Mahakuasa, Mahabaik, akan lahir optimisme. Kenapa lahir optimisme? Karena kita percaya pada Tuhan yang Mahagaib. (*/H-1)