Indonesia Siapkan Strategi Hadapi Resesi

BANYAK negara di dunia telah jatuh dalam resesi akibat pandemi, semisal Amerika Serikat, Prancis, Spanyol, dan Jerman. Amerika yang paling terkena dampak pandemi ini mengalami kontraksi PDB hingga 9% pada kuartal II dan 2,9% pada kuartal III. Di Eropa, Prancis, Spanyol, Italia, dan Jerman juga mencatatkan pertumbuhan ekonomi minus pada tiga kuartal pada 2020 ini. Di Asia, negara-negara semisal Korea Selatan, Thailand, dan Singapura juga telah masuk jurang resesi. PDB Thailand dan Singapura bahkan sempat minus 12,2% dan minus 13,3% pada kuartal II.

Sementara itu, Indonesia juga dipastikan mengalami resesi setelah Presiden Jokowi mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali minus pada kuartal III, yaitu -3,49%. Meski demikian, angka tersebut masih lebih baik daripada negara-negara lain (lihat grafik). Selain itu, meski minus, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III menunjukkan tren positif jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, -5,32%.

Di sisi lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani pada September lalu mengatakan bahwa pemerintah siap menghadapi kondisi resesi. "Pemerintah siap menghadapi kondisi resesi, tapi tentunya dukungan dan kerja sama dari masyarakat sangat dibutuhkan. Dengan saling percaya dan saling menjaga, saya percaya seluruh kebijakan akan dapat berjalan dengan lebih efektif," ujar Sri Mulyani dalam video virtual, Jumat (25/9).

Kesiapan pemerintah dalam menghadapi resesi ditunjukkan dengan beberapa program yang telah dijalankan, semisal akselerasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN), lalu optimalisasi belanja pemerintah, dan memperkuat belanja masyarakat. Akselerasi penyerapan anggaran PEN di antaranya dilakukan dengan mempercepat pola penyaluran bantuan, merealokasi belanja kepada kelompok dengan serapan tercepat, mempercepat proses usulan baru dan realisasi berbagai klaster, serta perpanjangan program hingga Desember.

Definisi resesi

Penurunan signifikan aktivitas ekonomi yang mengakibatkan produk domestik bruto (PDB) negatif, peningkatan, pengangguran, penurunan produksi dan penjualan ritel, serta kontraksi di pendapatan manufaktur pada periode yang lama.