Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
SOROT panjang cahaya matahari mengiringi saya turun ke perut bumi. Ujung cahaya itu berakhir sekitar 18 meter di bawah, sementara bias-biasnya menyebar ke berbagai sudut ruang (chamber) yang menganga di sekeliling saya. Luasnya sekitar 20 meter, yang berarti sangat kontras dengan celah yang hanya selebar badan, yang menjadi tempat saya dan juga cahaya masuk dari atas.
Maka, diri ini pun terkesima sembari berayun-ayun turun menggunakan karmantel. Ruang besar inilah mulut Gua Kerek, salah satu gua vertikal Gua Buniayu di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
"Kita beruntung dapat spotlight karena biasanya jarang-jarang pengunjung dapat," kata asisten pemandu gua, M Taufik Alissandy, yang Senin (7/11) itu menemani tim Media Indonesia bertualang. Meski keberuntungan itu tampaknya lebih karena waktu turun yang pas dengan arah sinar matahari ke mulut gua, tetap saja kejadian alam itu terasa seperti sambutan yang manis. Seolah persetujuan alam bagi kami menikmati cantiknya gua meski di musim penghujan ini.
Kecantikan yang tersembunyi itu pula yang menurut pemandu gua, Alex M Ali Atmadikara, membuat gua itu semula disebut Gua Siluman. Setelah menjadi gua wisata pada 1998, dipilih nama Buniayu yang sebenarnya juga berarti kecantikan tersembunyi.
Gua wisata Buniayu memiliki tiga mulut gua yang berhubungan. Jumlah guanya sendiri setidaknya ada dua dengan lintasan berbeda, yakni horizontal dan vertikal. Gua horizontal ialah Gua Angin dan bebas dikunjungi tanpa batasan umur dan persiapan khusus. Adapun gua vertikal ialah yang kami jelajahi dengan berbekal perlengkapan sesuai standar internasional.
Menyusuri Gua Kerek seperti perjalanan meninggalkan cahaya karena gua ini memiliki zona terang, senja, dan gelap abadi. Zona gelap abadi bisa dikenali dengan perbedaan suhu yang membuat tubuh seakan berasap karena suhu panas alami tubuh.
Ngopi terbaik
Kegelapan itu seakan makin mencekam karena medan yang curam dan licin. Banyak lubang dalam dan aliran air serta lumpur yang bisa sedalam 30 cm.
Dalam kegelapan abadi pula kami menyusur sungai bawah tanah yang kontur dasarnya mudah mengoyak kaki jika tidak menggunakan sepatu bot. Beberapa kali juga kami melewati atap gua yang sangat rendah sehingga hanya bisa dilalui dengan merunduk.
Semua jerih payah itu sebanding dengan keindahan yang tersaji. Ada banyak hiasan alam seperti stalagtit, stalagmit, pilar, kanopi, gordam, dan flowstone yang tingginya bahkan lebih dari 2 meter.
Mengingat hiasan alam ini hanya tumbuh 3 mm (0,12 inci) per tahun, terbayang kesabaran alam untuk membentuk kecantikan dirinya. Gua ini pun seolah-olah memang senang menerima tamu karena adanya sebuah chamber (ruang besar) lainnya yang terletak sekitar 200 meter sebelum mulut keluar gua.
Para penelusur biasa rehat sejenak di sana. Kami sendiri duduk sambil menikmati kopi yang diseduh di tempat oleh Alex.
Di situ pula kami sejenak mematikan seluruh perlengkapan penerangan untuk benar-benar merasakan gulita di perut bumi. Waktu seakan tidak berjalan jika saja tidak ada bunyi tetesan air di bebatuan.
Di sisi lain, ternyata rehat itu juga momen yang penting bagi fisik. Bagaimana tidak, medan menuju pintu keluar nyatanya begitu berat. Kubangan lumpur setinggi dengkul jauh lebih menguras tenaga ketimbang perjalanan 1,8 km sebelumnya.
Tiba di mulut gua, langit ternyata sudah menjelang sore dengan sisa rintik hujan. Penelurusan selama sekitar 5 jam itu jelas petualangan yang tidak akan terlupa.
Keindahan dan misteri alam begitu berlimpah di Nusantara ini. Tinggal bagaimana kita menikmati tanpa merusak sesuatu pun. (M-3)
Ketua DPRD DKI Jakarta, Khoirudin, menegaskan komitmen terhadap pengembangan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Ikatan Keluarga Dewan (IKD) DPRD DKI Jakarta menggelar berbagai perlombaan di Rumah Dinas Ketua DPRD DKI Jakarta
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rany Mauliani, mendukung Pemprov DKI Jakarta mempercepat transformasi digital di sektor perdagangan tradisional
Pemprov DKI Jakarta berkomitmen pembenahan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rany Mauliani, mengapresiasi Program Pemutihan Ijazah yang tertahan atau tertunda
Komisi A DPRD DKI Jakarta mengusulkan agar sebidang lahan milik PT. Billymoon tetap dimanfaatkan oleh warga RW 10 dan masyarakat Pondok Kelapa
DPRD DKI Jakarta mengapresiasi langkah Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta yang siap berkolaborasi mendukung pertumbuhan ekonomi
Para anggota DPRD DKI Jakarta menjadi peserta fashion show yang diselenggarakan Sekretariat DPRD DKI Jakarta
DPRD DKI Jakarta bersama Pemerintah Provinsi DKI menyepakati besaran nilai Rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike, kembali ambil bagian dalam Turnamen Bulu Tangkis DPRD DKI Jakarta Cup yang digelar oleh Sekretariat DPRD DKI Jakarta.
Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta Drs. H. Khoirudin memberikan pesan di HUT ke-80 RI
Chemi, seorang pria muda penuh semangat dan berjiwa sosial tinggi, tiba-tiba harus mengalami hal yang tidak diinginkan.
PFI menyelenggarakan FIFest 2025 sebagai upaya mendorong transformasi sosial berbasis budaya filantropi.
Berikut petikan wawancara jurnalis Media Indonesia, Mohamad Farhan Zhuhri, dengan Direktur Utama Perumda Pembangunan Sarana Jaya Andira Reoputra
Divisi Humas Polri bekerjasama dengan Media Indonesia menggelar Pelatihan Penulisan Berita dan Artikel yang diikuti perwakilan Humas Polda seluruh Indonesia.
Hewan kurban ini berasal dari unit-unit usaha Media Group seperti Metro TV, Media Indonesia, Indocater, dan Pangansari Utama
Pengamat Timur Tengah, Faisal Assegaf, berbagi pengalaman dramatisnya selama 100 jam ditahan oleh pasukan Kurdi di Suriah pada April 2025.
Pelatihan ini merupakan wadah bagi para anggota polri untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan dalam menjalankan tugas-tugas Humas Polri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved