22/7/2016 20:55

Menjaga Ideologi Lewat Pertunjukan Rakyat

Zen

DERASNYA hujan yang mengguyur Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada Jumat (15/7) malam tidak lantas menghalangi para warga Karanganyar untuk datang ke Pelataran Santai (Plasa) Alun-alun Karanganyar yang berada di pusat kabupaten.

Mereka ingin menonton secara langsung pertunjukan rakyat berupa kesenian wayang kulit yang terselenggara atas kerja sama antara Direktorat Jenderal Informasi Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar.

Dirjen IKP Kominfo Rosarita Niken Widiastuti yang hadir dalam acara itu mengungkapkan bahwa kesenian tradisional seperti pertunjukan rakyat kali ini diyakini dapat menjaga nilai dan karakter asli bangsa Indonesia yang terkenal toleransi dan sa ling menghormati. Ia menilai kesenian pertunjukan rakyat dapat menjadi media yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan nilai kebangsaan khususnya kepada masyarakat perdesaan.

“Lewat acara kesenian-kesenian tradisional seperti pertunjukkan rakyat ini secara langsung dapat mempertahankan budaya bangsa dan menjaga karakter bangsa kita yang dari dulu memang berbudaya ramah,” ungkap Niken saat menyampaikan kata sambutan di hadapan warga Karanganyar.

Selain menghibur warga, lanjut Niken, pertunjukan rakyat juga dapat menjadi sarana yang efektif bagi pemerintah untuk mengampanyekan berbagai hal. Salah satunya bahaya radikalisme.

Untuk itulah, Dirjen IKP ber sama pemda setempat menunjuk dalang muda berbakat asal Karanganyar Ki Anom Djiwo Kangko untuk menggelar pertunjukan wayang kulit bertema Penguatan Karakter Bangsa untuk Keutuhan NKRI.

Tidak hanya itu, panitia juga mendatangkan Gareng Sumarbagyo sebagai bintang tamu yang membawakan guyonan lucu sehingga dapat memancing tawa penonton selama pertunjukkan berlangsung.

“Budaya merupakan salah satu pilar yang bisa menumbuhkan jiwa cinta bangsa dan negara. Wayang kulit sudah mendarah daging dan menjadi salah satu tontonan yang bisa jadi tuntunan bagi masyarakat Jawa. Karena itu, sengaja kita gunakan untuk mengampanyekan deradikalisasi,“ ungkap Niken, yang juga mantan penyiar Radio Republik Indonesia (RRI) tersebut.

Sarana informasi efektif

Saat ini, sambung Niken, masyarakat perdesaan sangat rentan terhadap bahaya radikalisasi. Kurangnya sarana dan prasarana akses informasi juga menjadi salah satu penyebab mengapa masyarakat perdesaan rentan menjadi sasaran radikalisasi dari kelompokkelompok garis keras.

Padahal, sesuai program revolusi mental, identitas nasional bangsa ini harus menjadi hal yang utama untuk tetap dijaga. “Pada dasarnya, bangsa Indonesia berkarakter saling menghormati antar sesama meski selalu menghadapi aneka perbedaan. Justru nuansa plural tersebut yang semakin memperkaya Indonesia.“ paparnya.

Selain menampilkan pertunjukkan wayang kulit, digelar pula dialog interaktif mengenai kebangsaan. Dialog tersebut menghadirkan narasumber antara Bupati Karanganyar Juliyatmono, Kepala Badan Litbang SDM Kominfo Basuki Yusuf Iskandar, Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ismail Cawidu, serta pengasuh Pondok Pesantren AI Muayyad Windan KH Dian Na.

Gareng yang berperan sebagai moderator, sukses membuat acara dialog interaktif berjalan tidak membosankan meski waktu menunjukkan hampir tengah malam.

Acara malam itu secara langsung juga disiarkan oleh dua radio setempat, yaitu RRI dan Swiba FM. Dengan demikian, pesan kampanye yang ingin disampaikan pemerintah kepada masyarakat perdesaan sekitar, khususnya masyarakat Karanganyar tersampaikan dengan luas.

Niken menilai, meski penetrasi internet sudah mencapai 30%, tidak bisa dimungkiri bahwa masih banyak masyarakat yang membutuhkan sarana informasi lewat cara-cara yang tradisional.

“Tentu ini sangat efektif mengingat 70% masyarakat Indonesia tinggal di wilayah perdesaan yang cukup fanatik terhadap nilai-nilai budaya mereka,” tuturnya.

Ke depan, Dirjen IKP akan terus memperluas programprogram pertunjukan rakyat serupa untuk bisa mengampanyekan pentingnya menjaga ideologi bangsa di daerahdaerah lainnya.

Bupati Karanganyar Juliyatmono menyampaikan bahwa Desa Karanganyar memang terkenal dengan tradisi kesenian wayang kulit. Selama ini pertunjukkan wayang kulit menjadi salah satu budaya yang terus dilestarikan di daerahnya. Hal itu terbukti dengan lahirnya beberapa dalang-dalang wayang yang sudah dikenal di dalam negeri dan di luar negeri.

“Beberapa dalang kondang lahir di Karangayar. Termasuk Ki Manteb Sudarsono yang telah membawa wayang menjadi warisan budaya dunia di UNESCO. Karena itu, kami terus menjadikan pentas wayang menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan Karanganyar,” tandas Juliyatmono. (Uta/S-25)

Baca Juga

Video Lainnya