Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
PAGI hari bukanlah waktu favorit untuk berwisata atau sekadar duduk-duduk santai di Kanal Banjir Timur (KBT), Jakarta Timur. Namun, beberapa warga negara asing bahkan sudah antusias turun ke kanal, Sabtu pagi (20/2) itu.
Linette Collins asal Australia dan Laurent Ho-Young dari Prancis ialah dua di antaranya. Mereka bergabung bersama sekitar 12 orang lainnya yang terdiri dari warga asing maupun Indonesia.
Berjalan beriringan sambil masing-masing memegang dayung, mereka meniti dermaga kecil, di sisinya bersandar perahu panjang berwarna biru. Dengan perahu naga latih itulah beberapa menit kemudian mereka melaju membelah KBT.
Pria dan wanita, dewasa maupun anak-anak, mendayung seirama. Walau otot dipacu, tetapi senyum mengembang di wajah mereka. Suasana di atas perahu itu memang jauh lebih hangat dan cerah jika dibandingkan dengan langit Jakarta yang mendung hari itu.
Suasana itu pula yang diakui Collins membuatnya bergabung. "Hanya dengan latihan dan pengalaman ini saja saya sudah bisa merasa energik dan hidup," tutur perempuan berusia 62 tahun ini.
Di bagian depan perahu ada satu pria yang tidak kalah bersemangat. Semenjak awal, pria berbaju hitam ini lantang memberi aba-aba.
"Paddles up!" teriaknya saat awal pendayung duduk di perahu. Ini berarti semua pendayung harus dalam posisi siap kayuh.
Pria berbaju hitam ini menjelaskan mereka akan mendayung seratus kali dengan hitungan per 20. Artinya, tiap 20 kali kayuhan, ritme dayung berubah.
Wijaya Surya, nama pria itu, memang pantas menjadi pemimpin karena dia ialah instruktur dayung sekaligus pendiri komunitas Jakarta Paddle Club tersebut. Terbentuk 31 Mei 2014, kini telah 45 orang bergabung dengan Wijaya.
Agar tidak elite
Wijaya memang bukan orang baru dalam olahraga mendayung. Selama tinggal di Hong Kong, pria berusia 47 tahun ini rutin berolahraga di atas perahu.
Saat pulang ke Indonesia, ia bingung mencari klub dayung yang terbuka untuk umum. Berpartisipasi di Festival Cisadane dirasanya tidak cukup karena hanya berlangsung setahun sekali. Bergabung dengan Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) juga dirasa kurang pas karena kebanyakan anggota yang merupakan atlet.
"Saya lalu usul ke teman-teman kenapa enggak bentuk komunitas, untuk kegiatan dan juga mengenalkan dayung ke masyarakat agar olahraga dayung ini tidak elite hanya untuk atlet saja," tutur Wijaya.
Gayung bersambut, ide Wijaya bahkan juga menarik para orangtua untuk mengajak serta anak mereka. Maka tidak mengherankan, saat latihan banyak juga terlihat anak-anak bergabung. Seperti hari itu ada tiga pendayung belia, yakni Owen Angweita (15), M Veefe Wiradikusumah (15), dan Steffie Safiyya Sasikirana (11).
Seiring waktu anggota Jakarta Paddle Club kian bertambah lewat media sosial. Tidak hanya orang yang baru mengenal perahu naga, ada pula para ahli di bidang ini. Salah satunya ialah Decki Sumampouw yang merupakan pelatih tim perahu naga DKI Jakarta.
Selain berlatih di KBT, mereka juga kerap berperahu dari Ancol menuju laut lepas. Decki menjelaskan olahraga perahu naga memang dapat menjadi olahraga untuk masyarakat luas karena tidak ada teknik khusus.
"Tidak ada teknik baku dalam dragon boat. Kalau kita kayak alami. Yang penting dia (pendayung) mampu menguasai dan membawakan dayung dengan bagus," tegasnya.
Justru, kunci kayuhan yang baik lebih terletak pada kekompakan, "Satu saja pendayung tidak patuh pada selaras. Pendayung lain akan terpengaruh," tambah pria 57 tahun ini.
Tanda ketika irama dayung tidak selaras ialah ketika dayung salah satu menyentuh atau mengenai dayung yang lain. Pentingnya kekompakan ini pula yang membuat perahu naga cocok menjadi olahraga masyarakat umum. Maka tidak salah, olahraga ini bisa menularkan rasa energik. (M-3)
Divisi Humas Polri bekerjasama dengan Media Indonesia menggelar Pelatihan Penulisan Berita dan Artikel yang diikuti perwakilan Humas Polda seluruh Indonesia.
Hewan kurban ini berasal dari unit-unit usaha Media Group seperti Metro TV, Media Indonesia, Indocater, dan Pangansari Utama
Pengamat Timur Tengah, Faisal Assegaf, berbagi pengalaman dramatisnya selama 100 jam ditahan oleh pasukan Kurdi di Suriah pada April 2025.
Pelatihan ini merupakan wadah bagi para anggota polri untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan dalam menjalankan tugas-tugas Humas Polri.
Diskusi kali ini membahas sejumlah isu terkait perubahan iklim yang sudah bukan menjadi sekedar isu lingkungan namun menyoal masa depan semua pihak.
Digagas oleh CPI Indonesia, buku ini memperkaya pemikiran-pemikiran penting seputar transisi energi di Tanah Air.
Pemerintah berharap program Makan Bergizi Gratis dapat mendukung upaya penurunan tengkes.
Giat tersebut merupakan salah satu program khusus yang menjadi komitmen untuk mempermudah dan memfasilitasi pelayanan kepemilikan paspor bagi keluarga besar Media Group.
Lolos ke Piala Dunia 2026 adalah satu-satunya cara Kluivert merebut hati mayoritas pencinta timnas Indonesia.
Kegemilangan STY bersama Timnas Indonesia di Piala Asia dan Kualifikasi Piala Dunia 2026 justru meninggalkan catatan dan pelajaran setelah tersingkir di Piala AFF 2024.
Yuk, intip isi Museum Seni Rupa dan Keramik hanya di YouTube channel Media Indonesia!
Melihat sejarah perbankan di Tanah Air cukup mengunjungi Museum Bank Mandiri, di Jakarta. Nuansa jaman kolonialisme masih bisa dirasakan.
Selengkapnya simak obrolan dengan Linda Gozali hanya di YouTube channel Media Indonesia!
Media Indonesia menggelar uji kompetensi wartawan (UKW) sesuai dengan standar Dewan Pers dengan mengusung tema Peran pers membangun Indonesia maju.
Buku ini membahas populisme Islam yang sering dijadikan komoditas politik untuk kepentingan individu, kelompok atau golongan hingga kekuasaan.
Sutradara Rudi Soejarwo yang telah melanglang buana selama 25 tahun dalam industri perfilman mengaku kini membuat karya film sebagai sebuah perjalanan spiritual.
Pelatihan yang diikutinya mencakup teknik menulis berita dan siaran pers, dibarengi dengan simulasi penulisan serta materi search engine optimization (SEO).
Museum Wayang memajang ribuan koleksi wayang, salah satu warisan dunia takbenda asal Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved