Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
ANDA pernah menonton pertandingan rugbi tim All Blacks (sebutan tim nasional Selandia Baru)?
Kalau iya, Anda mungkin pernah melihat serangkaian gerak dan mimik wajah mengintimidasi yang mereka pertunjukan sebelum bertanding.
Rangkaian gerakan-gerakan itu lazim disebut tarian Haka.
Tujuan mereka, untuk menakut-nakuti lawan.
Namun, Haka yang merupakan tradisi suku Maori, suku asli Selandia Baru, sejatinya bukan sekadar tari perang.
Ferry Cahyo Nugroho, peserta program Pegiat Budaya 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, mengatakan tarian dengan lima gerak dasar itu acap dilakukan untuk memulai suatu kegiatan yang bermakna, dari perang sampai kelahiran.
"'Ha' itu serupa suara embusan napas, untuk menyalurkan energi. Sementara, 'ka' bermakna api, semangat. Jadi haka adalah untuk menyalurkan energi, melakukan sesuatu dengan semangat membara," tuturnya mengutip penjelasan Valance Smith, dosen dari Fakultas Pengembangan Maori dan Masyarakat Asli Auckland University of Technology (AUT), yang mengajari para peserta pria menari Haka di kompleks AUT, Selasa (15/11).
Peserta lain, Bathara Saverigadi Dewantoro, menilai tarian Haka amat ekspresif, dengan hentakan kaki dan tangan.
Dari gerakan-gerakan Haka, ia menangkap kesan bahwa orang-orang suku Maori berkarakter tegas, berani, dan kuat.
"Kekuatan bunyi dari hentakan kaki dan tepukan tangan pada paha menimbulkan kesan persatuan ketika ditarikan bersama. Seruan yang dipandu seorang pemimpin seolah menggambarkan kepatuhan masyarakat terhadap pemimpinnya," urai koreografer berusia 19 tahun itu.
Di saat sama, para peserta perempuan diajari membuat poi, bola bertali yang diayun-ayunkan sambil menari.
Pada masanya, poi juga digunakan oleh pria untuk menjaga kelenturan pergelangan tangan mereka.
Kini, poi lebih sering hadir dalam tarian oleh kaum hawa.
Bertahannya tradisi-tradisi tersebut dalam kehidupan Selandia Baru era modern, dan bahkan menjadi populer, memantik kekaguman para pegiat budaya Indonesia yang tengah memperkaya wawasan mereka di Selandia Baru.
"Harmonisasi budaya antara tradisi dan modern sangat terlihat. Ini pelajaran yang baik agar kita pun di Indonesia bisa menjaga kelestarian budaya dan terjalin secara harmonis," puji Agus Hermanto, sejarawan yang tergabung dalam program selama 13 November sampai 4 Desember tersebut. (Irana Shalindra/H-2)
Ketua DPRD DKI Jakarta, Khoirudin, menegaskan komitmen terhadap pengembangan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Ikatan Keluarga Dewan (IKD) DPRD DKI Jakarta menggelar berbagai perlombaan di Rumah Dinas Ketua DPRD DKI Jakarta
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rany Mauliani, mendukung Pemprov DKI Jakarta mempercepat transformasi digital di sektor perdagangan tradisional
Pemprov DKI Jakarta berkomitmen pembenahan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rany Mauliani, mengapresiasi Program Pemutihan Ijazah yang tertahan atau tertunda
Komisi A DPRD DKI Jakarta mengusulkan agar sebidang lahan milik PT. Billymoon tetap dimanfaatkan oleh warga RW 10 dan masyarakat Pondok Kelapa
DPRD DKI Jakarta mengapresiasi langkah Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta yang siap berkolaborasi mendukung pertumbuhan ekonomi
Para anggota DPRD DKI Jakarta menjadi peserta fashion show yang diselenggarakan Sekretariat DPRD DKI Jakarta
DPRD DKI Jakarta bersama Pemerintah Provinsi DKI menyepakati besaran nilai Rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike, kembali ambil bagian dalam Turnamen Bulu Tangkis DPRD DKI Jakarta Cup yang digelar oleh Sekretariat DPRD DKI Jakarta.
Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta Drs. H. Khoirudin memberikan pesan di HUT ke-80 RI
Chemi, seorang pria muda penuh semangat dan berjiwa sosial tinggi, tiba-tiba harus mengalami hal yang tidak diinginkan.
PFI menyelenggarakan FIFest 2025 sebagai upaya mendorong transformasi sosial berbasis budaya filantropi.
Berikut petikan wawancara jurnalis Media Indonesia, Mohamad Farhan Zhuhri, dengan Direktur Utama Perumda Pembangunan Sarana Jaya Andira Reoputra
Divisi Humas Polri bekerjasama dengan Media Indonesia menggelar Pelatihan Penulisan Berita dan Artikel yang diikuti perwakilan Humas Polda seluruh Indonesia.
Hewan kurban ini berasal dari unit-unit usaha Media Group seperti Metro TV, Media Indonesia, Indocater, dan Pangansari Utama
Pengamat Timur Tengah, Faisal Assegaf, berbagi pengalaman dramatisnya selama 100 jam ditahan oleh pasukan Kurdi di Suriah pada April 2025.
Pelatihan ini merupakan wadah bagi para anggota polri untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan dalam menjalankan tugas-tugas Humas Polri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved