Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

22/11/2016 18:10

Haka, Api Semangat Suku Maori

ANDA pernah menonton pertandingan rugbi tim All Blacks (sebutan tim nasional Selandia Baru)?

Kalau iya, Anda mungkin pernah melihat serangkaian gerak dan mimik wajah mengintimidasi yang mereka pertunjukan sebelum bertanding.

Rangkaian gerakan-gerakan itu lazim disebut tarian Haka.

Tujuan mereka, untuk menakut-nakuti lawan.

Namun, Haka yang merupakan tradisi suku Maori, suku asli Selandia Baru, sejatinya bukan sekadar tari perang.

Ferry Cahyo Nugroho, peserta program Pegiat Budaya 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, mengatakan tarian dengan lima gerak dasar itu acap dilakukan untuk memulai suatu kegiatan yang bermakna, dari perang sampai kelahiran.

"'Ha' itu serupa suara embusan napas, untuk menyalurkan energi. Sementara, 'ka' bermakna api, semangat. Jadi haka adalah untuk menyalurkan energi, melakukan sesuatu dengan semangat membara," tuturnya mengutip penjelasan Valance Smith, dosen dari Fakultas Pengembangan Maori dan Masyarakat Asli Auckland University of Technology (AUT), yang mengajari para peserta pria menari Haka di kompleks AUT, Selasa (15/11).

Peserta lain, Bathara Saverigadi Dewantoro, menilai tarian Haka amat ekspresif, dengan hentakan kaki dan tangan.

Dari gerakan-gerakan Haka, ia menangkap kesan bahwa orang-orang suku Maori berkarakter tegas, berani, dan kuat.

"Kekuatan bunyi dari hentakan kaki dan tepukan tangan pada paha menimbulkan kesan persatuan ketika ditarikan bersama. Seruan yang dipandu seorang pemimpin seolah menggambarkan kepatuhan masyarakat terhadap pemimpinnya," urai koreografer berusia 19 tahun itu.

Di saat sama, para peserta perempuan diajari membuat poi, bola bertali yang diayun-ayunkan sambil menari.

Pada masanya, poi juga digunakan oleh pria untuk menjaga kelenturan pergelangan tangan mereka.

Kini, poi lebih sering hadir dalam tarian oleh kaum hawa.

Bertahannya tradisi-tradisi tersebut dalam kehidupan Selandia Baru era modern, dan bahkan menjadi populer, memantik kekaguman para pegiat budaya Indonesia yang tengah memperkaya wawasan mereka di Selandia Baru.

"Harmonisasi budaya antara tradisi dan modern sangat terlihat. Ini pelajaran yang baik agar kita pun di Indonesia bisa menjaga kelestarian budaya dan terjalin secara harmonis," puji Agus Hermanto, sejarawan yang tergabung dalam program selama 13 November sampai 4 Desember tersebut. (Irana Shalindra/H-2)

Baca Juga

Video Lainnya