Solstis Juni 2025: Hari Terpanjang di Belahan Bumi Utara dan Awal Musim Panas Astronomis

SOLSTIS bulan Juni tahun ini berlangsung, menandakan saat di mana wilayah Bumi utara mengalami waktu siang terpanjang dalam setahun. Kondisi sebaliknya, wilayah Bumi selatan akan alami malam terpanjang. Peristiwa ini secara astronomis menandai awal musim panas untuk belahan utara dan musim dingin bagi belahan selatan. 

Berdasarkan informasi dari Space dan Live Science, solstis bulan Juni adalah peristiwa signifikan dalam kalender astronomi yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk ekosistem serta ritme kehidupan yang ada. Pengaruh dari posisi matahari yang lebih tinggi di langit utara pun memberikan dampak besar pada pencahayaan dan suhu di area tersebut. 

Momen solstis ini tidak hanya menarik perhatian para ilmuwan, tetapi juga bagi masyarakat umum yang dapat merayakan beragam aktivitas luar ruangan di bawah sinar matahari yang melimpah. Peristiwa ini dijadwalkan berlangsung pada 20 Juni 2025 pada pukul 22. 2 EDT, yang setara dengan 21 Juni pukul 02. 2 GMT. 

Baca juga : Ibadah Haji Diperkirakan akan Berlangsung saat Musim Semi dan Dingin Hingga 2050, Simak Kalender Musim Haji

Fenomena ini terjadi akibat kemiringan poros Bumi sekitar 23,5°, yang mengarah langsung ke Matahari. Ini membuat sinar Matahari mencapai ketinggian maksimal di Tropik Cancer pada lintang 23,5° LU, yang merupakan titik paling utara untuk cahaya Matahari. 

Wilayah utara akan merasakan hari terpanjang dalam setahun, sekaligus malam terpendek. Misalnya, di daerah dengan lintang sekitar 0° Lintang Utara, waktu siang bisa berlangsung hingga sekitar 15 jam. 

Sedangkan di Kutub Utara, matahari tidak terbenam sama sekali. Waktu solstis setiap tahunnya mengalami perubahan, dipengaruhi oleh perbedaan antara kalender Gregorian - yang terdiri dari 365 atau 366 hari - dan periode orbit Bumi yang hampir 365,25 hari. Solstis dapat terjadi pada 20 - 21 Juni. 

Baca juga : Ibadah Haji tidak Jatuh pada Musim Panas, Simak Kalender Haji hingga 2050

Fenomena fisik solstis ini tidak langsung menghasilkan suhu tertinggi tahun ini karena adanya "lag musiman". Istilah ini merujuk pada jeda waktu ketika daratan dan lautan menyerap serta melepaskan panas, sehingga puncak suhu sering kali terjadi beberapa minggu setelahnya. Peralihan musim ini berpengaruh pada aspek astronomis maupun budaya. Pada siang hari, matahari berada di ketinggian maksimal di langit utara. 

Di tempat-tempat bersejarah seperti Stonehenge di Inggris dan piramida-piramida yang dibangun selaras dengan pergerakan Matahari, peristiwa solstis telah menjadi momen penting yang dirayakan selama ribuan tahun. Fenomena ini tercatat pada waktu astronomis, yaitu pada pukul 02.20 GMT pada tanggal 21 Juni 2025, setara dengan pukul 09.20 WIB. Momen ini menunjukkan keselarasan meskipun terjadi di hari yang berbeda sesuai dengan zona waktu. Keseragaman dari momen solstis ini tampak secara global. 

Fenomena Langit

Media menggunakan kesempatan ini untuk mengajak masyarakat melakukan pengamatan fenomena langit, seperti lamanya waktu siang atau peristiwa astronomis lainnya yang relevan. 

Di daerah dengan lintang tinggi utara, fenomena astronomis yang terjadi di malam hari, seperti Gemintang tengah malam, menjadi semakin jelas terlihat. Solstis Juni 2025 memberikan wawasan ilmiah mengenai orbit Bumi, orientasi sumbu, dan pergeseran musim. 

Selain itu, fenomena ini juga memiliki nilai budaya dan sejarah yang kaya, tercermin dalam tradisi pengamatan serta ritual yang dilakukan di seluruh dunia. Masyarakat diajak untuk memanfaatkan momen ini sebagai kesempatan untuk menghargai hubungan antara astronomi, keadaan iklim, dan warisan budaya. (live sciences/space/Z-2)