Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tuntaskan Masalah Vaksin Palsu

Yutinus Andro
22/7/2016 05:00
Tuntaskan Masalah Vaksin Palsu
(MI/RAMDANI)

DITEMUKANNYA peredaran vaksin palsu di beberapa rumah sakit, yang melibatkan tenaga medis, dan telah diungkapkan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek beberapa waktu lalu membuat kita sangat miris.

Ada 14 rumah sakit, 8 bidan, serta klinik yang menjadi tersangka pemalsuan vaksin anak itu.

Menkes juga menyebutkan pemalsu tidak hanya distributor, tetapi juga kepala rumah sakit, bidan, dan dokter.

Sungguh ironis.

Saya membaca berita itu bahwa dalang peredaran vaksin palsu para tenaga medis.

Hal ini mengundang banyak pertanyaan.

Bukankah para medis itu telah bersumpah atas nama jabatan untuk melaksanakan tugas secara profesional tanpa mengutamakan satu pihak atau pun mencederai pasien?

Menurut saya, seharusnya ketika sudah disumpah, komitmen, atas nama tuhan, dalam menjalankan tugas, mereka harus sungguh-sungguh, tulus, jujur dan ikhlas.

Tentu akan fatal ketika tenaga medis menyimpang dari sumpah.

Ia pasti akan terus dihantui ketakutan dan dosa.

Di TV, radio, majalah, dan koran, gencar sekali berita soal vaksin palsu.

Mereka yang dipercaya penuh oleh masyarakat untuk memberikan kualitas kesehatan justru berbalik menjadi perusak kesehatan.

Karena melihat kasus tersebut, bisa saja masyarakat kita akhirnya meragukan pemberian vaksin oleh paramedis.

Tentu akan sangat membekas ketakutan mereka.

Bahkan, para orangtua akan takut membawa anak ke rumah sakit akibat kasus itu.

Di masa depan, kita perlu melakukan beberapa langkah.

Mungkin sudah kita lakukan selama ini, tapi harus lebih intensif lagi.

Antara lain, tingkatkan kembali pendidikan moral melalui pelajaran Pancasila dan pendidikan agama secara serius dan intensif sejak dini agar generasi emas bangsa bisa cerdas dan bermoral.

Selain itu, tingkatkan lagi profesionalisme paramedis dan pengetahuan tentang vaksin.

Mereka ujung tombak pemberian vaksin dan harus berada pada baris terdepan untuk mencegah peredaran vaksin palsu.

Juga, ciptakan kerja sama yang baik antara pihak rumah sakit dan orangtua.

Hal yang paling penting ialah menjaga kepercayaan masyarakat.

Berikan pelayanan yang terbaik kepada pasien. Lakukan dengan penuh ketulusan dan keikhlasan.

Tentu saja, untuk mereka yang terlibat peredaran vaksin palsu, pemerintah harus lebih tegas lagi dalam memberikan hukuman agar mereka jera.

Besar harapan saya agar kasus ini menjadi pelajaran mahal bagi kita semua, dan jangan sampai terulang lagi.

Semoga.

Yutinus Andro
Mahasiswa PPGT Universitas Sanata Dharma Yogyakarta



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya