Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Kemenpora Gagas Islah Suporter

Satria Sakti Utama
29/7/2017 07:01
Kemenpora Gagas Islah Suporter
(MI/Adam Dwi)

MENINGGALNYA bobotoh--pendukung Persib--Ricko Andrean pada Kamis (27/7) pagi, kembali memantik wacana Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk menggelar pertemuan seluruh pimpinan suporter seluruh Indonesia, tidak hanya suporter tim-tim Liga 1, tetapi juga klub-klub di level di bawahnya.

Rencana itu bukan kali pertama dikumandangkan Kemenpora.

Sebelumnya Kementerian yang dipimpin Imam Nahrawi tersebut sempat mengutarakan menggelar Jambore Suporter Nasional pada tahun lalu.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, wacana tersebut turut menguap begitu saja.

"Cukuplah Ricko menjadi yang terakhir. Kita harus memakai akal sehat sehingga sepak bola kembali menjadi mimpi awal pendirinya sebagai perekat persatuan kita. Kami akan mengundang suporter Indonesia untuk berdiskusi sekaligus melakukan islah suporter nasional," ujar Imam saat menggelar jumpa wartawan di Kantor Kemenpora, Jakarta, kemarin.

Kemenpora berencana memanggil seluruh pentolan suporter di Indonesia tanpa terkecuali.

Diskusi yang direncanakan dilakukan di Kantor Kemenpora dalam waktu dekat itu akan mempertemukan pemerintah, stakeholder sepak bola nasional, dan suporter untuk membicarakan aturan main agar peristiwa kekerasan suporter tidak lagi terjadi.

Akan tetapi, perihal keefektifannya untuk menanggulangi jatuhnya korban lagi tentu masih menjadi pertanyaan besar.

Hal ini disebabkan konsolidasi hanya menyentuh pucuk pemimpin, tapi mentah di sektor akar rumput organisasi suporter.

Tanpa diakomodasi pemerintah, konsolidasi antarsuporter sempat berlangsung pada 2000.

Pertemuan yang menghadirkan perwakilan dari Aremania, Pasoepati, Jakmania, dan bobotoh tersebut membentuk Asosiasi Suporter Seluruh Indonesia (ASSI) dan bahkan menetapkan 12 Juli sebagai Hari Suporter Nasional.

Namun, sayang, eksistensi ASSI tidak bertahan lama.

Jambore suporter kembali dilakukan pada 2006 di Bogor yang dihadiri 65 kelompok pendukung tim. Namun, setelah itu, kegiatan serupa tidak terulang lagi.

"Kita tidak boleh berhenti berusaha. Pemerintah dan masyarakat bola harus berusaha secara terus-menerus agar punya format yang jangka panjang, termasuk konsekuensi ketika terjadi pelanggaran. Jadi, ini bukan sepihak kewenangan pemerintah, tapi komitmen bersama," imbuh menteri asal Bangkalan itu.

Dosa klub

Anggota Komite Eksekutif PSSI Johar Lin Eng menilai tingkah laku buruk suporter di luar stadion merupakan dosa bagi manajemen klub yang menaungi pendukungnya itu.

"Klub memiliki kewajiban membina suporter," kata Johar di Semarang, Jawa Tengah, kemarin.

Oleh karena itu, lanjut dia, klub juga harus berperan untuk mewujudkan suasana yang aman dan terhindar dari sanksi.

Menurut dia, kenakalan suporter di luar stadion merupakan tanggung jawab PSSI, dalam hal ini komisi disiplin.

"Tidak hanya di dalam, di luar stadion juga terkena sanksi komisi disiplin," katanya.

(Ant/R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya