CELOTEH: Zakat

TELEPON berbunyi. Ternyata dari bapak di Bandung. Seperti biasa, dua cucunya berebutan ngobrol dengan kakek mereka. Di akhir pembicaraan beliau berpesan kepada saya, “Aa jangan lupa bayar zakat fitrahnya ya, jangan telat!” Membayar zakat fitrah memang ada batasan waktu, yaitu sebelum dilaksanakannya salat Idul Fitri. Jika dilakukan setelahnya, itu akan dianggap sedekah biasa. Dasar berpikir zakat fitrah sendiri ialah agar bagaimana di Idul Fitri tidak ada satu pun umat Islam yang kelaparan.

Saya kira untuk kebanyakan dari kita membayar zakat fitrah tidak memberatkan karena jumlahnya hanya 2,5 kg beras terbaik yang kita makan dan hanya setahun sekali. Bersyukur istri saya telah membayarkan zakat untuk kami berempat sekeluarga, besarnya Rp40 ribu per-orang (setara dengan 2.5 kg beras). Angka itu keluar dari surat edaran yang diberikan dari masjid.

Waktu kecil saya ingat bapak pernah berzakat dengan beras. Mayoritas ulama tidak membolehkan mengeluarkan zakat fitrah dalam bentuk uang, tetapi sebagian ulama membolehkan seseorang mengeluarkan zakat fitrah dengan uang karena kebutuhan fakir miskin berbeda-beda, khususnya zaman sekarang. Kebanyakan orang lebih membutuhkan uang daripada makanan. Itulah sedikit pencerahan yang saya dapat ketika bertanya kepada ustaz.

Sebagai salah satu rukun Islam yang merupakan fondasi syariat Islam, zakat juga disebutkan dalam Alquran hingga 32 kali, ditambah banyak hadis dari Rasulullah. Ini membuktikan betapa penting dan tingginya peran zakat dalam Islam.

Dari sekian banyak tujuan berzakat, saya suka dengan manfaat zakat karena bisa membersihkan pahala orang yang berpuasa dan berbagai perbuatan sia-sia serta kesalahan sehingga seorang yang berpuasa dapat meraih kesempurnaan pahala puasa. Sayang kan kita sudah ‘berperang’ sebulan penuh jika tidak disempurnakan? Seperti sujud sahwi yang melengkapi kekurangan dalam salat, zakat fitrah melengkapi kekurangan ketika puasa. Insya Allah penghasilan saya selama ini halal karena saya mendapatkan uang dengan bekerja menjual jasa saya sebagai penghibur, baik sebagai penyiar radio, host TV, MC off air, atau penulis kolom ini. Gak kerja ya gak dibayar hehe.

Namun, tetap saya takut dalam harta saya masih ada hak orang lain. Itulah yang akan membuatnya kotor. Karena itu, zakat wajib dilakukan untuk membersihkannya. Orang yang menerima zakat kita tentunya akan berterima kasih, padahal seharusnya kitalah yang berterima kasih. Kenapa? Dengan zakat, kita membantu dunia mereka, tapi sebenarnya merekalah yang membantu akhirat kita. Gak ada kok orang yang jadi miskin karena berzakat. Yang ada hartanya malah jadi manfaat. Kalau belum zakat, ayo disegerakan, jangan sampai telat! (H-5)