LONJAKAN kasus HIV/AIDS di Jawa Barat sepanjang 2025 memicu kekhawatiran serius. Data Dinas Kesehatan menunjukkan lebih dari 3.000 kasus baru tercatat hingga April tahun ini. Namun, angka tersebut diyakini hanya puncak gunung es. Dari estimasi total 50 ribu Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Jawa Barat, baru sekitar 21 ribu yang terdeteksi, meninggalkan sekitar 29 ribu kasus yang belum terungkap.
Kondisi ini diperburuk oleh masih timpangnya akses terhadap terapi antiretroviral (ARV), yang seharusnya menjadi pengobatan utama bagi ODHA. Banyak wilayah di Jabar, terutama di daerah pinggiran dan pedesaan, belum memiliki fasilitas kesehatan yang mampu menyediakan layanan HIV secara lengkap. Ditambah lagi, stigma sosial terhadap ODHA membuat sebagian penderita enggan memeriksakan diri atau menjalani pengobatan secara terbuka.