Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
MANTAN Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan pelaksanaan agenda reformasi sangat penting, baik di Indonesia maupun di Malaysia karena itu merupakan aspirasi rakyat.
"Setelah keluar dari penjara, sebenarnya dalam beberapa hari ini tidak ada rencana berkunjung ke luar negeri. Namun, karena Pak BJ Habibie mengundang untuk menyambut ulang tahun ke-20 reformasi Indonesia dan mengenang almarhum Ibu Ainun Habibie, saya datang ke Jakarta," ujar Anwar Ibrahim dalam konferensi pers di kediaman Presiden Ketiga RI BJ Habibie di Jakarta, kemarin.
"Pada 1998, reformasi di Indonesia bergulir dan mengesankan bagi saya. Saya mengikuti reformasi di Indonesia dari dekat. Saya pun kenal baik dengan Presiden Soeharto dan pernah mengunjungi beliau," paparnya.
Namun, lanjut Anwar, tidak lama kemudian dirinya dicopot dari jabatan wakil perdana menteri Malaysia dan berakhir di penjara karena berselisih dengan PM Mahathir Mohamad pada saat itu. "Saya dipecat dan slogan pertama saya ialah reformasi," kata Anwar yang juga Ketua Umum Partai Keadilan Rakyat.
Terkait dengan pertemuannya dengan Habibie, Anwar mengatakan itu akan semakin mempererat hubungan Indonesia-Malaysia. "Itu memperkukuh iltizam (komitmen) melaksanakan agenda reformasi di Malaysia."
Menurut Anwar, Habibie sosok pemberani yang dalam waktu singkat melakukan banyak pembaruan, mulai badan hukum, media, tahanan politik, ekonomi, dan desentralisasi. "Saya tulis Pak Habibie secara ilmiah. Dalam tulisan itu saya menjelaskan bahwa ia seorang pemberani yang mampu melaksanakan agenda reformasi di Indonesia dalam masa singkat."
Namun, lanjutnya, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki di Indonesia seperti pemberantasan korupsi dan masalah kemiskinan serta kesenjangan ekonomi.
"Pengalaman Indonesia, transformasi dari sistem lama ke baru mampu mengajarkan langkah-langkah awal peralihan dengan tepat, benar, dan berhasil," papar Anwar.
Belum memuaskan
Habibie mengatakan pertemuannya dengan Anwar membicarakan kerja sama ekonomi dan budaya serta soal globalisasi. "Dalam menghadapi globalisasi kita harus bisa bekerja sama, bukan kepentingan ekonomi dan budaya saja, melainkan juga peradaban dari budaya, agama, ilmu pengetahuan," ujarnya.
Selain itu, Habibie menyatakan dirinya dan Anwar memiliki cita-cita yang sama. Ia menyatakan kebijakan, baik di Indonesia maupun Malaysia, harus prorakyat. "Kita memikirkan bagaimana agar rakyat itu kualitas kehidupannya meningkat," katanya.
Di sisi lain, reformasi Indonesia yang sudah berumur 20 tahun, menurut Habibie, belum memberikan kepuasan karena Pancasila belum diterapkan sebagai dasar negara.
Anwar tiba di kediaman Habibie pada pukul 13.02 WIB dan mengadakan pertemuan tertutup dengan Habibie selama sekitar 1 jam. Setelah itu, Anwar menuju Hotel Grand Melia untuk beristirahat dan pada pukul 17.30, ia kembali ke rumah Habibie berbuka puasa bersama.
Anwar lalu menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di kediamannya di Jalan Diponegoro, Jakarta. Kedua tokoh berbicara dalam suasana santai dan akrab.
Dalam pertemuan sekitar 1 jam itu, keduanya berbagi pengalaman saat masa muda menjadi pemimpin organisasi kepemudaan dan parpol. (Dro/X-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved