Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Indonesia semakin Baik

Nurjiyanto
21/5/2018 07:20
Indonesia semakin Baik
(Indo Barometer.com/L-1/Grafis: CAKSONO)

MESKI masih banyak persoalan yang membelit bangsa, hasil reformasi 1998 kian mendapatkan pengakuan. Survei teranyar Indo Barometer menunjukkan mayoritas publik menilai kondisi Indonesia setelah dua dekade reformasi semakin baik.

"Sebanyak 52,7% publik menilai kondisi Indonesia masa reformasi lebih baik atau jauh lebih baik ketimbang 20 tahun lalu, sedangkan yang menilai sama saja, tidak ada perubahan, sebanyak 25,9% dan yang menilai lebih buruk/jauh lebih buruk 12,7% serta tidak tahu/tidak jawab 8,8%," ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari di Jakarta, kemarin.

Jajak pendapat itu dilaksanakan pada 15-22 April 2018 di 34 provinsi, melibatkan 1.200 responden, dengan margin of error plus minus 2,83% pada tingkat kepercayaan 95%. Responden ialah WNI yang sudah mempunyai hak pilih, yakni minimal berusia 17 tahun atau sudah menikah.

Qodari mengatakan, jika dibandingkan dengan survei pada April 2011 atau saat 13 tahun reformasi, tren penilaian publik bahwa kondisi Indonesia lebih baik/jauh lebih baik meningkat 21,7%. Tingkat kepuasan publik terhadap jalannya demokrasi ataupun arah perkembangan negara juga bagus.

Namun, kondisi ekonomi dan sosial di era Orde Baru dinilai masyarakat masih lebih baik ketimbang era setelah reformasi. Publik menilai permasalahan perekonomian dan kemudahan mencari lapangan pekerjaan sebagai permasalahan yang harus segera ditangani. "Di bidang ekonomi, 54% responden menilai era Orde Baru paling baik dan untuk kondisi sosial 43%."

Publik juga menilai pengusutan kasus-kasus HAM di era setelah reformasi belum terpenuhi. Selain itu, kesenjangan ekonomi antar-kelompok masyarakat menjadi catatan tersendiri.

Aktivis reformasi Budiman Su-djatmiko yang hadir dalam pemaparan hasil survei tersebut menilai pemerintah bisa mencontoh Argentina dan Afrika Selatan dalam menangani kasus HAM.

Peneliti LIPI Syammsudin Haris menilai demokrasi di era reformasi masih jalan di tempat. Kualitas pemimpin hasil pemilu, pilkada, dan pilpres juga belum maksimal.

Catatan kritis

Syamsuddin melihat pemilu masih dijadikan elite politik tak lebih untuk menghasilkan pemenang ketimbang pemimpin. Dia juga mendorong pemerintah lebih meningkatkan perbaikan ekonomi untuk meminimalkan kesenjangan.

Secara terpisah, Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate sepakat dengan hasil survei Indo Barometer bahwa mayoritas publik menilai Indonesia semakin baik di era reformasi. Meski begitu, tegas dia, ada sejumlah catatan kritis agar bangsa ini ke depan benar-benar menjawab tujuan reformasi sebenarnya.

"Tentu saja lebih baik karena masyarakat merasa lebih bebas ketimbang di era otoritarian Orde Baru. Tetapi apakah kondisi hari ini betul-betul menjawab tujuan reformasi? Menurut saya belum sepenuhnya karena faktanya KKN masih marak, demokrasi masih sebatas prosedural, demikian juga dengan isu HAM," ucapnya.

Dalam konteks itulah, kata Johnny, NasDem mendorong restorasi Indonesia untuk mengembalikan tujuan hidup berbangsa dan bernegara sehingga tak terjebak dalam praktik yang salah. (Ths/Dro/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya