Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
SEJUMLAH nama mulai disodorkan untuk mendampingi Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2019. Salah satunya ialah Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Nama Joko Widodo (Jokowi) memang sudah didukung sejumlah parpol seperti PDIP, Golkar, Hanura, NasDem, dan PPP, untuk menjadi calon presiden.
Adalah Direktur Eksekutif Sinergi Data Indonesia (SDI) Barkah Pattimahu yang menyebutkan nama Airlangga sebagai kandidat yang coco mendampingi Jokowi sebagai calon wakil presiden.
Sejauh ini memang mulai bermunculan nama-nama yang dinilai cocok menjadi orang nomor dua di Indonesia untuk disandingkan dengan Jokowi. Sebut saja Muhaimin Iskandar (Ketua Umum/Ketum DPP Partai Kebangkitan Bangsa), Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta), Romahurmuziy (Ketum DPP PPP), Agus Harimurti Yudhoyono (putra SBY), TGH Zainal Majdi (Gubernur NTB), dan terakhir muncul Airlangga Hartarto.
"Perkiraannya pada Pilpres 2019 akan memunculkan 2 sampai 3 poros capres. Poros pertama kemungkinan terdiri dari partai-partai koalisi yakni NasDem, Golkar, PPP, Hanura, dan PDIP," ujar Barkah Pattimahu di Jakarta, Rabu (28/2).
Poros kedua adalah partai-partai di bawah kendali Gerindra dan PKS. "Dua partai ini ingin melanggengkan perjuangan pada Pilpres 2014,” ujar Barkah.
Sedangkan partai-partia yang kini terlihat masih belum menentukan sikap secara jelas seperti PKB, PAN, dan Demokrat, berpeluang membentuk poros ketiga.
“Jika mengacu pada formasi ini, maka wapres pilihan Jokowi ada pada koalisi pertama. Calon kuatnya adalah Airlangga Hartarto,” tegasnya.
Konsultan politik Denny JA juga menilai, Airlangga punya sejumlah kriteria yang patut diperhitungkan, di antaranya modal politik sebagai ketua umum Partai Golkar.
“Airlangga juga memiliki track positif sebagai politisi. Dia dikenal bersih, belum tercemar namanya. Dia juga disebut-sebut sebagai representasi pemimpin muda,” tukas Denny.
Secara politik SDI ‘melihat’ terpilihnya Airlangga sebagai ketua umum Golkar mendapat restu istana. Ini juga menjadi sinyal politik yang harus diketahui publik.
Kendati demikian, Barkah menukas bahwa selain Airlangga juga punya peluang untuk mendampingi Jokowi. "Tentu cawapres lain punya peluang. Cak Imin (Muhaimin Iskandar) bisa dikatakan sebagai salah satu cawapres yang potensial diambil Jokowi," ungkapnya.
Dengan basis pemilih kultural NU dan dukungan partai yang dipimpin, Cak Imin punya modal cukup kuat.
“Hanya saja secara politik Cak Imin sulit diambil karena belum memberikan warna porosnya. Cak Imin masih berkonsentrasi menaikkan popularitasnya sembari menunggu wajah poros lainnya,” papar Barkah lagi.
Strategi ini cukup tepat karena dapat melakukan bargaining dengan poros manapun. Bahkan jika ada poros ketiga yang kemungkinan muncul dengan Demokrat sebagai lokomotifnya. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved