Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
BISNIS suku cadang kendaraan roda empat di Indonesia memiliki peluang pertumbuhan yang sangat besar. Pasalnya, pada 2020 mendatang, diperkirakan, ada 11 juta unit kendaraan penumpang yang masa garansi perawatan mereka habis. Hasil studi terbaru yang dilakukan Ipsos Business Counsulting, konsultan bisnis berbasis fakta, memproyeksikan populasi kendaraan roda empat yang habis masa garansi bakal tumbuh hingga 9,7% per tahun sepanjang 2015-2010. "Hal ini tentunya menjadi peluang besar bagi industri komponen after market onderdil," ujar konsultan di Ipsos, Brenda Karnadi, di Jakarta, rabu (21/9). Setelah kendaraannya habis masa garansi, lanjut Brenda, pemilik kendaraan umumnya akan menyambangi bengkel-bengkel dan toko spare part nonresmi untuk mengganti suku cadang. Hal itu tentu akan membuka peluang bagi para pelaku bisnis komponen after maket. Belum lagi menyoroti pasar mobil bekas yang berkembang di Indonesia yang tentunya membutuhkan penggantian komponen.
Bisnis onderdil makin terbuka berkat bisnis pasar mobil bekas yang terus berkembang. Menurut Head of Consulting Ipsos Consulting Indonesia Douglas Cassidy, hal itu dimungkinkan berkat dukungan lembaga pembiayaan yang fleksibel, saluran pemasaran resmi, dan standardisasi serta transparansi yang lebih baik. "Kondisi ini tentu membantu pertumbuhan pasar yang pada gilirannya memicu permintaan produk-produk after market," ujar Cassidy. Sementara itu, berdasarkan hasil survei juga diungkapkan bahwa konsumen saat ini masih menempatkan faktor harga sebagai bahan pertimbangan utama dalam memutuskan untuk membeli komponen after market. Hal itu senada dengan alasan konsumen dalam membeli mobil bekas karena harganya lebih murah, selain keterbatasab diler resmi mobil baru di tempat mereka tinggal. Seiring dengan peluang bisnis komponen after market yang menggiurkan itu, Ipsos menyoroti adanya sejumlah tantangan dalam bisnis tersebut. Brenda mengatakan produsen komponen otomotif akan terus bergantung pada peritel atau toko onderdil untuk memastikan jangkauan distribusi seluas mungkin.
"Para produsen suku cadang menghadapi tantangan utama dalam mengidentifikasi dan mengendalikan pihak distributor yang berkualifikasi dan memiliki akses luas ke saluran-saluran pemasaran tradisional, seperti toko-toko onderdil dan bengkel-bengkel independen," sambungnya. Brenda mencontohkan terkadang para pelaku bisnis komponen itu menemukan distributor yang 'nakal' mengimpor barang yang sama langsung dari luar negeri. "Di sinilah perlunya mengidentifikasi mitra distribusi yang tepat dan memiliki komitmen," ujar Brenda. Di lain pihak, konsumen pemilik kendaraan sebagian besar lebih mempercayakan kendaraan kepada seorang mekanik atau montir serta rekomendasi penggunaan komponen original equipment manufacturer (OEM). Oleh karena itu, perlu juga melakukan pendekatan kepada para montir sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pemasaran. "Bila perlu, montir diberikan insentif ketika berhasil memasarkan sebuah produk kepada pelanggan. Tentunya harus didukung dengan kualitas komponen yang baik sehingga tidak merugikan konsumen," timpal Hutomo H Saputro selaku associate consultant di Ipsos. (Cdx/S-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved