Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Pak Tentara Target Lolos ke Babak Final

(Rul/R-3)
05/10/2018 02:45
Pak Tentara Target Lolos ke Babak Final
( MI/RAMDANI)

KENANGAN pahit yang terjadi pada 2001 belum terhapus dari benak Aris Haryadi. Kala itu, dia harus merelakan lutut kanannya yang terluka parah diamputasi akibat ditembak kelompok pemberontak Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Saat itu dengan  menjabat sebagai sersan satu Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Aris memimpin pasukannya untuk melakukan patroli pagi hari kedua setelah Lebaran atau tepatnya pada Desember 2001.

Ketika tengah berpatroli di sekitar pos pengamanan, tiba-tiba Aris dan pasukan diserbu anggota GAM secara tiba-tiba. Berondongan senjata kelompok GAM menewaskan dua rekan Aris seketika itu. Satu rekannya mengalami luka berat. Sementara itu, kaki kanan Aris tertembus peluru dari senjata kelompok GAM.

Pria kelahiran 7 November 1972 itu mengalami luka parah. Akibat pertolongan medis yang terlambat, Aris harus menjalani amputasi pada kaki kanannya yang kondisinya mengkhawatirkan.

Kendati harus kehilangan satu kaki, Aris tak ingin menyerah. Dia tetap bersyukur karena Allah masih memberikannya kesempatan untuk melanjutkan hidup.

Pria yang kini menjabat sebagai pembantu letnan dua  itu pun akhirnya memutuskan untuk memaksimalkan kemampuan menembak yang ia dapatkan selama berada di kesatuan Kopassus.

Aris lantas berhasil lolos seleksi pelatihan nasional (pelatnas) National Paralympic Committee (NPC) Indonesia menuju ASEAN Para Games Singapura 2015. Saat itu, dia sukses menyumbangkan satu perunggu.

“Kalau saya pribadi, bisa dikasih nyawa dan masih bisa hidup itu masih alhamdulillah. Menurut saya, segala sesuatu itu ada hikmahnya dan seperti sekarang inilah hikmahnya ketika saya mampu memberikan prestasi untuk Indonesia sebagai seorang atlet para menembak,” ujar Aris ketika ditemui Media Indonesia di sela latihan di Lapangan Menembak, Senayan,  Kamis (4/10).

Di Asian Para Games (APG) 2018, Aris akan turun di dua nomor. Dia menjadi salah satu andalan ‘Merah Putih’ di nomor R3 SH1 10 meter prone mix dan R6 50 meter kal 22 meter prone mix kelas SH1.

Pria yang kini berpangkat pembantu letnan dua (pelda) dan bekerja sebagai pembina di pusat rehabilitasi Kementerian Pertahanan itu  menyadari ketatnya persaingan di level Asia.

Di APG 2018, Aris memiliki lawan yang berat terutama berasal dari Tiongkok, Korea Selatan, dan Thailand. Karena itu, Aris tidak ingin muluk-muluk dan  menargetkan medali.

“Sebelumnya, kita pernah uji coba di Kejuaraan Dunia paramenembak di Dubai, Uni Emirat Arab, dan saat itu kita tidak  mengejar final hanya mengejar nilai terbaik. Tapi, sekarang target kita adalah final dan untuk mencapainya harus bisa mencapai 627 poin,” ujar Aris, (Rul/R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya