Bidik Tiket Olimpiade Tokyo 2020

SEBANYAK delapan atlet dayung Indonesia yang turun di kelas ringan delapan putra sukses mempersembahkan medali emas dalam multiajang Asian Games 2018, di Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, kemarin. Salah satu sosok yang ikut bekerja keras atas kemenangan tersebut, yakni Irham.

Atlet kelahiran Wakatobi, 27 Agustus 1988, yang rela tidak mendampingi istrinya saat melahirkan karena ia harus terus fokus latihan di Amsterdam Belanda selama tiga bulan. Bagaimana persiapan tim dayung sampai mendapat emas, berikut petikan wawancara wartawan Media Indonesia, Baharman, dengan Irham.

Perasaan Anda setelah menyumbangkan emas?

Sangat senang karena apa yang saya usahakan bersama kawan-kawan berhasil juga sesuai dengan target dari PB PODSI.

Bisa ceritakan jalannya lomba?

Memang lawan terberat kita adalah atlet dari Uzbekistan dan mereka persis bersebelahan lane dengan kita. Saat start dimulai hingga 500 meter Uzbekistan sempat melaju di depan kami, tetapi kami tetap fokus.

Seperti apa persiapan Anda?

Kami terus berkomunikasi, berlatih tentu saja berdoa. Ini juga hasil selama kami berlatih di Amsterdam selama tiga bulan dan ternyata itu semua tidak sia-sia.

Pendapat Anda soal arena?

Luar biasa, Indonesia ternyata punya potensi yang sangat baik. Saya dan kawan-kawan bangga dengan itu.

Setelah perlombaan ini apa yang akan Anda lakukan?

Saya sudah berusaha dan berhasil. Sekarang kalau segera dapat tiket saya ingin pulang kampung ke Wakatobi menengok keluarga, apalagi saya sudah lama tidak bertemu dengan istri dan anak saya.

Harapan Anda berikutnya?

Sekali lagi selesai bertemu keluarga, saya akan kembali fokus untuk latihan mempersiapkan diri untuk menghadapi kualifikasi Olimpiade yang digelar di Jepang.

Persiapan Anda menghadapi kualifikasi Olimpiade?

Tidak ada. Hanya, saya akan tetap fokus serta menjalankan seluruh petunjuk yang diberikan pelatih dan tim dayung. Selama ini kami masih tetap fokus untuk membawa nama besar Indonesia di dunia Internasional.

(R-2)