Bentuk Tim Khusus

SEJAK terpilih menjadi chef de mission (CdM) pada akhir tahun lalu, Syafruddin langsung bergerak cepat menyusun program kerja dan membentuk tim khusus. Dalam bekerja, Syafruddin mengatakan bahwa dia dibantu tim yang diisi dari berbagai unsur, seperti Kementerian Pemuda dan Olahraga, Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), TNI, dan juga Polri.

Dengan dibentuknya tim yang terdiri atas 80 orang, Syafruddin optimistis bisa memantau dan berkomunikasi dengan para kontingen tim Indonesia yang diisi 938 atlet dan 365 ofisial. Timnya itulah yang juga disebar untuk memantau latihan para atlet di dalam dan di luar negeri.

Tim tersebut yang juga sejak awal diminta Syafruddin untuk membereskan permasalahan administratif dan operasional yang berpotensi menghambat latihan para atlet. Selain itu, dia meminta agar masalah anggaran yang selalu jadi polemik cepat diselesaikan. “Kami mengimbau semua induk cabang olahraga yang atletnya bakal turun di Asian Games untuk segera melaksanakan pelatnas,” ujar dia, beberapa pekan setelah ditunjuk menjadi CdM.

Salah satu hal yang juga disoroti Syafruddin mengenai atlet-atlet yang dipimpinnya ialah soal kesehatan. Syafruddin menyatakan ingin seluruh atlet potensial di Asian Games tidak terganggu kesehatannya jelang perhelatan dibuka pada 18 Agustus. Oleh karena itu, dia menginstruksikan tim dokter Polri untuk selalu mengecek kondisi atlet.

Pengecekan kesehatan lebih diprioritaskan terhadap atlet-atlet yang memiliki peluang lebih besar untuk calon peraih medali emas. “Pengecekan bertujuan memastikan mereka siap tampil menghadapi persaingan yang sangat ketat,” kata Syafruddin. “Kami akan berkoordinasi dengan manajer dan pelatih yang menangani atlet Indonesia,” imbuh dia.

Pentingnya menjaga kesehatan pernah dia sampaikan ketika dirinya mendatangi para atlet sepak takraw yang akan bertanding di Kompleks Olahraga Jakabaring, Palembang, Sumatra Selatan. Menurut informasi yang dia dapat, cuaca dan suhu udara di Palembang cukup panas dan bisa memengaruhi kondisi fisik para atlet.

“Suhu di Palembang sangat panas, beda sekali dengan tempat training camp sepak takraw di Sukabumi yang sejuk dan punya oksigen banyak. Karena itu, harus diantisipasi semua perubahan ini,” kata Syafruddin.

“Setiap saya memimpin kontingen, selalu saya pesankan ini. Pelatih dan atlet harus solid supaya menuju keberhasilan dengan performa dan prestasi terbaik. Ini berlaku umum untuk semua cabang olahraga,” imbuh dia.

Namun, Syafruddin menekankan bahwa atlet juga harus aktif menjaga kesehatannya sendiri menjelang pertandingan. Selain itu, dia meminta atlet tetap fokus dengan pertandingannya dan tidak terpengaruh engan persoalan yang tidak ada kaitan dengan apa yang akan mereka jalani saat Asian Games berlangsung. “Performa atlet jangan sampai terganggu, baik oleh perbedaan suhu dan lingkungan maupun yang lainnya. Antara atlet dan pelatih harus saling menjaga. Harus kompak,” tukas Syafruddin. (Beo/R-2)