Sulteng Evaluasi Program Stunting agar Lebih Tepat Sasaran

WAKIL Gubernur Sulawesi Tengah, Reny A Lamadjido menyampaikan keprihatinannya atas masih tingginya angka stunting, meski ekonomi daerah menunjukkan tren positif.

“Ekonomi meningkat, tapi kemiskinan dan stunting tidak turun signifikan. Karena itu, kami meluncurkan program Berani Sehat dan Berani Cerdas untuk memperkuat layanan dasar di bidang kesehatan dan pendidikan,” ujarnya, Senin (16/6).

Program tersebut menjadi bagian dari strategi jangka panjang Pemprov Sulteng untuk membangun generasi sehat dan berkualitas.

Baca juga : Legislator Ingatkan PR Besar Kabinet Prabowo-Gibran Tuntaskan Masalah Stunting

Beberapa langkah konkret yang telah dilakukan antara lain pemberian tablet tambah darah bagi ibu hamil, makanan tambahan bergizi untuk balita, dan edukasi keluarga melalui program Duta 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Namun, menurut Reny, pelaksanaan program masih perlu dievaluasi agar lebih tepat sasaran.

“Mungkin ada metode yang kurang efektif. Kita butuh evaluasi menyeluruh agar intervensinya berdampak nyata,” jelasnya.

Ia menegaskan, stunting bukan sekadar masalah kesehatan, tetapi isu pembangunan jangka panjang yang mempengaruhi kualitas SDM di masa depan.

Baca juga : Anggap Kental Manis sebagai Susu, Masyarakat Ikuti Sosialisasi dan Edukasi Pencegahan Stunting

“Stunting adalah ancaman. Kalau tidak ditangani serius hari ini, kita sedang merusak masa depan generasi kita,” tegasnya.

Reny mengajak semua pihak pemerintah, masyarakat, akademisi, organisasi, dan sektor swasta untuk bersinergi secara konsisten dalam menurunkan angka stunting.

“Jangan tahun ini giat, tahun depan kendor. Ini bukan hanya tanggung jawab dinas kesehatan, tapi seluruh elemen harus bergerak bersama,” pungkasnya. (H-3)